Tentang Sanggar Keroncong Ghita Timoer - Pekalongan
A. Latar Belakang
Budaya adalah cermin sikap dari setiap sejarah suatu bangsa, setiap bangsa yang memiliki sejarah pasti memiliki karakter budaya karenanya sangat penting suatu negara mempertahankan nilai – nilai budaya dan setiap detail makna yang tersirat di dalam hakikat sebuah kebudayaan tersebut apapun dan bagaimanapun caranya agar kebudayaan tersebut tidak hilang oleh modernisasi.
Keroncong sebagai bagian dari khasanah budaya Indonesia, seakan – akan luntur oleh masuknya budaya asing / baru yang beragam, musik – musik manca negara dengan tehnologi canggihnya semakin membuat musik keroncong menjadi sulit bertahan di negeri tercinta ini apalagi berkembang. Generasi remaja di negeri ini pun semakin jarang yang berkeinginan untuk mempelajari apalagi memainkan musik keroncong dan inilah salah satu faktor sulitnya regenerasi musisi – musisi keroncong di tanah air, keroncong seakan – akan di identikan dengan musiknya orang tua yang tidak proggresif, tidak modern dan tidak ”hebat”.
Perlunya merubah paradigma ( cara pandang ) seperti tersebut di atas bahwasanya musik keroncong bukan hanya milik orang tua yang tidak proggresif, keroncong merupakan warisan budaya yang hanya ada di Indonesia, keroncong juga bukan musik latah yang hanya menjual performace tetapi lebih daripada itu. Keroncong menjadi identitas bangsa yang kaya akan nilai – nilai luhur dalam setiap bait – bait yang di lantunkan dan musik keroncong memang untuk di nikmati bukan hanya menjual perfomance sehingga memungkinkan sekali bisa bertahan, berkembang atau bahkan lebih maju jika di olah dan di pelajari oleh generasi muda di negeri tercinta ini dan itulah yang kemudian melatar belakangi berdirinya sanggar keroncong Ghita Timur.
B. Visi
Turut melestarikan warisan budaya bangsa dengan mempertahankan musik keroncong melalui sanggar budaya keroncong ”Ghita Timur”.
C. Misi
Ø Melaksanakan pertahanan terhadap musik keroncong sebagai warisan dari budaya bangsa
Ø Mengembangkan musik keroncong melalui regenerasi musisi – musisi keroncong
Ø Melestarikan budaya bangsa agar tidak terkikis habis oleh budaya bangsa lain
Ø Menjaga kemurnian musik keroncong
D. Apa Dan Siapa Ghita Timur
Berangkat dari rasa keprihatinan dan kepedulian seniman – seniman keroncong khususnya wilayah Comal dan sekitarnya, dan setelah melalui perjalanan panjang yang tentunya tidak mudah sanggar keroncong Ghita Timur ini terbentuk.
Ghita Timur lahir dari semangat perjuangan seniman keroncong untuk terus mempertahankan budaya bangsa ini, melalui proses pembelajaran yang tidak mudah, menyita waktu, serta terus – menerus akhirnya sanggar keroncong yang menempatkan remaja sebagai ”Soko Guru” menyatakan diri sebagai sanggar keroncong yang akan selalu berkomitmen pada pengkaderan musisi muda keroncong.
Ghita Timur dipilih sebagai nama sanggar dengan filosofi Ghita adalah alunan atau suara – Timur berarti remaja dan sekaligus untuk mewakili budaya ketimuran yang sarat akan nilai – nilai moralitas, luwes, ramah, berkembang tetapi masih dalam ranah yang sebenarnya dan kami akan selalu menjunjung tinggi hal tersebut. Untuk lambang Ghita Timur yang di wakilkan pada sebuah gambar daun hijau muda adalah mempunyai maksud bahwasanya Ghita Timur masih sangat muda dalam hal pengalaman musik keroncong tetapi masih sangat mungkin untuk bisa mengembangkan diri, dan tidak mudah patah semangat seperti hijaunya daun di ranting yang tidak mudah rontok sebelum kering.
0 comments:
Post a Comment