Selamat Datang Di Kota Batik Pekalongan.Portal Penulis Pekalongan Dan Sekitarnya.Sahabat Media Juga Dapat Mengirimkan Informasi Sekitar Pekalongan Melalui Email : dhimashr@gmail.com Atau Sms Online Di 0815 480 92192***###########***Swanten Qustique Lagi Nyari Singer Cewe Yang Suka Banget Ma Lagu2nya Nicky Astrea. Yang Merasa Punya Hoby Nge Rock Dengan Bit Bit Slow Silahkan Persiapkan Mental Buat Gabung Bareng Kita Yaaak. Wilayah Comal Bojong Sragi Diutamakan Untuk Mempermudah Jarak Tempuh.SMS Dulu Juga Boleh......

Tuesday 17 August 2010

Berita Hari Ini » CerPen_Di Pantai Sanur

CerPen_Di Pantai Sanur

0 comments
Di Pantai Sanur_Oleh Erna
PromediaStory's_Aku paling senang memandang langit yang membentang penuh bintang. Ketika bulan mati dan langit begitu pekat dengan taburan bintang yang gemerlap,aku sangat menikmati berdiri di bibir pantai. Riak ombak menghampiriku silih berganti seolah menyapa dan bertanya apa gerangan isi hatiku. Tiap kali aku mengalami kegelisahan yang tak dapat kukatakan, aku akan berdiri di sini, tepat di tempat ini, hanya untuk mendapatkan kesejukan jiwa.

Malam ini aku ada di sini lagi, diantara debur ombak Pantai Sanur dan gemerlapnya bintang di langit. Sinarnya tak redup, tak seredup jiwaku. Ravi...itulah yang kupikirkan.

Tiga tahun lalu…
Seperti terbitnya matahari, mungkinkah keindahan kata ada batasnya bagi jiwa yang merindu dan mencinta? Selamat pagi kekasih raga dan kalbuku. Itu SMS yang kuterima tadi pagi dari Ravi setiap hari lebih dari puluhan SMS dikirimnya.. Isinya semua menyentuh relung hatiku.


Hati siapa yang tak tergetar oleh mesranya kata cinta dan sikap Ravi yang begitu manis kepadaku. Hubungan kami berlangsung sangat-sangat lancar, kecuali tiap kali aku menanyakan kapan aku diperkenalkan dengan keluarganya… maka pasti akan ada perdebatan kecil yang buntutnya membuatku menangis.

Kadang aku bisa mengerti, perbedaan adat dan agama sangat berat bagi hubungan kami, tapi bila kami tak mencoba untuk mendobraknya, tak mungkin cinta kami akan bersatu… Cinta kami terbilang unik, karena meskipun aku dari golongan Brahmana dan bergelar Ida Ayu di depan namaku, bahkan Ratu Aji* ( sebutan untuk ayah bagi kaum brahmana/ berkasta) baru saja di-winten ( dinobatkan ) menjadi seorang Pedanda ( pendeta Hindu )… tetapi Tu Aji dapat menerima kehadiran Ravi di tengah keluarga kami. Ravi adalah laki-laki keturunan Turki yang telah puluhan tahun tinggal di Indonesia yang juga memiliki adat yang kental.

Tu Aji mengijinkan aku menikah dengan Ravi asal Ravi mau "nyentana" ( masuk menjadi bagian keluarga wanita, memikul hak dan kewajiban Purusa/keluarga laki-laki ). Sering Tu Aji menanyakan kesedian Ravi kepadaku. Aku tak mampu menjawab. Karena kami sama-sama anak tunggal. Ravi sebenarnya memiliki kakak dan adik, tapi semua perempuan, dia anak ke 7 dari 7 bersaudara dan laki-laki satu-satunya. Bayangkan jika aku memaksanya untuk nyentana? Apa aku tidak egois dengan sikapku itu…?.


Sebaliknya, ketika seminggu sebelum perpisahanku dengan Ravi, dengan nekad Ravi membawa dan memperkenalkanku pada ke 6 saudara dan Ibunya (karena ayahnya sudah meninggal).

Keluarga Ravi memandangku dari atas sampai bawah seolah ingin menyelidiki. Senyumku tak dibalas senyum, malah mereka membuang muka. Aku tak tahu apa salahku. Berpakaian pun aku sudah sopan. Aku mengenakan rok panjang dan atasan model kebaya modern, aku juga membawa buah tangan dan akupun tersenyum..apa ini kurang bagi mereka..?.


Baru kemudian aku tahu jawabnya, karena aku berbeda suku, dan juga prinsip. Aku tidak pakai kerudung seperti yang diharapkan dan aku juga pemakan daging binatang pendek berkaki empat.Tercabik-cabik hatiku ketika Ravi memohon maaf atas sikap keluarganya dan mengatakan kami tak boleh merusak adat yang sudah begitu adanya secara turun-temurun. Dan Ravi juga mengatakan, kalau masih bisa melepas cinta demi keluarga, biarlah cinta itu berkorban.

Malam ini, seminggu perpisahanku dengan Ravi, serasa telah tiga tahun kami tak berjumpa, tapi demi cintaku pada Ravi…aku rela menunggu sampai cinta rela berkorban demi adat yang begitu secara turun-temurun.

Ravi, temui aku di Pantai Sanur, bila adat dan tradisi sudah mengalahkan cintamu untukku.

0 comments:

Pasang Iklan Gratis