Selamat Datang Di Kota Batik Pekalongan.Portal Penulis Pekalongan Dan Sekitarnya.Sahabat Media Juga Dapat Mengirimkan Informasi Sekitar Pekalongan Melalui Email : dhimashr@gmail.com Atau Sms Online Di 0815 480 92192***###########***Swanten Qustique Lagi Nyari Singer Cewe Yang Suka Banget Ma Lagu2nya Nicky Astrea. Yang Merasa Punya Hoby Nge Rock Dengan Bit Bit Slow Silahkan Persiapkan Mental Buat Gabung Bareng Kita Yaaak. Wilayah Comal Bojong Sragi Diutamakan Untuk Mempermudah Jarak Tempuh.SMS Dulu Juga Boleh......

Sunday, 11 July 2010

Berita Hari Ini » Essay_Jalanku Tak Secantik Bupatiku

Essay_Jalanku Tak Secantik Bupatiku

0 comments

Jalan ku Tak Secantik Bupatiku
Oleh : Dhimas HR
Sanggar Media Kusuma

PromediaNew’s_Jalananku tak secantik Bupatiku banyak lubang menganga disana sini,bagai jerawat aspal yang kian bertambah dari hari kehari dan mengancam setiap waktu. Hari demi hari jalanan ini saya lewati dan setiap hari pula pemandangan seperti ini hampir tidak pernah berubah, selalu saja ada tambahan lubang baru disisi kanan kirinya. Sepanjang perjalanan mata ini harus selalu waspada karena jika tidak maka Ups….pasti masuk ke lubang jalan dan siap – siaplah mencari tukang tambal ban karena ban pasti kempes setelah masuk lubang yang cukup tajam.

Entahlah hampir selama empat tahun ini saya merasa kondisi jalan didaerah Sragi tidak juga berubah menjadi lebih baik. Bahkan terkesan semakin jelek saja setiap harinya. Semakin banyak lubang – lubang yang mengancam keselamatan pengendara khususnya roda dua. Belum lagi jika musim hujan datang maka jangan heran sudah pasti bingung mencari jalan alternative lainnya karena semuanya sama. Sama – sama rusaknya.

Pernah saya menyaksikan ketika ada perbaikan jalan di sebelah timur pasar Sragi namun justru saya heran kenapa cara perbaikannya seperti malah membuang – buang pasir dan batu kerikil saja sebab aspal yang digunakan hanya dibawah dan diatasnya hanya ditaburi pasir atau batu kerikil lembut yang kesannya sama sekali tidak melekat atau menyatu dengan aspalnya tentu saja jika beberapa kali dilindas roda mobil besar pasti hilang kesana sini pasir tersebut hingga nampak seperti semua alias berlubang. Dan ternyata setelah seringkali melihat pengerjaan jalan dibeberapa tempat prosesnya kok ya sama seperti itu, pertanyaan saya kemudian apakah tidak sayang membuang – buang bahan yang seharusnya bisa dimaksimalkan. Maksudnya kenapa tidak pakai aspal lebih banyak agar pasir tersebut tidak hilang kekanan kiri jalanan toh kekuatannya akan lebih baik dan tahan lama. Sehingga sekali dikerjakan bisa bertahan dalam jangka waktu lama. Tidak seperti yang saat ini.

Saya sudah cukup senang karena beberapa waktu lalu jalan sepanjang sekitar satu kilometer menuju Kali Jambe sudah diperbaiki dengan beton sehingga lebih nyaman berkendara cuma sayangnya kok ya tidak diselesaikan sampai Kali Jambe pasarnya sehingga ketika Dak Beton habis maka ketemu lagi dengan lubang – lubang yang demikian mengancam roda sepeda motor kami. Kenapa pembangunan jalan yang seperti ini hampir – hampir tidak ada yang selesai padahal jika diselesaikan toh hasilnya akan lebih bermanfaat bagi warga masyarakat karena memudahkan mobilitas warga toh sama juga memperlancar nilai ekonomi yang dampaknya juga baik untuk pendapatan daerah.

Mestinya harus difikirkan kembali ketika hendak memperbaiki jalanan dengan perbandingan biaya sedikit mahal tetapi berkualitas jangan sedikit - sedikit diperbaiki tetapi tidak berlangsung lama hanya tambal sulam saja. Saya yakin warga masyarakat tidak akan peduli berapapun anggaran pembiayaan untuk pebaikan jalan raya karena memang kita tidak tahu yang perlu diketahui adalah seberapa lama jalanan ini bisa bertahan. Maka saran saya perbaiki jalan sehebat mungkin dengan aspal yang betul – betul aspal jangan aspal, asli tapi palsu. Bagaimana tidak palsu wong aspalnya Cuma di ocrat – acrit kayak gulane Gethuk. Lagupila khan sia – sia jika setiap tahun diperbaiki dengan cara seperti itu, mubadzir karena pasir sama aspalnya tidak pernah menyatu dan hilang ketika hujan datang, malah ketika hujan datang pertama kali saja jalanan sudah bolong – bolong duluan. Mestinya jalanan di daerah Sragi harus bisa diperbaiki seperti jalanan yang dari arah Bojong menuju ke Kedungwuni. Coba lihat, sudahlah halus jarang pula diperbaiki, khan lebih hemat di anggaran.

Kepada siapa saya harus mengadukan nasib jalan didaerah ini agar segera mendapat respon dan kemudian dirapatkan untuk segera pula ditindaklanjuti dengan memperbaiki keadaannya. Anehnya kondisi jalanan ini jarang mengalami perbaikan yang signifikan yang lebih baik sementara pajak maunya selalu naik mulai dari suratsurat kendaraan sampai pembuatan SIM juga ikut naik lalu mau dibawa kita ini ?.

Bekalnews Pekalongan

0 comments:

Pasang Iklan Gratis