Selamat Datang Di Kota Batik Pekalongan.Portal Penulis Pekalongan Dan Sekitarnya.Sahabat Media Juga Dapat Mengirimkan Informasi Sekitar Pekalongan Melalui Email : dhimashr@gmail.com Atau Sms Online Di 0815 480 92192***###########***Swanten Qustique Lagi Nyari Singer Cewe Yang Suka Banget Ma Lagu2nya Nicky Astrea. Yang Merasa Punya Hoby Nge Rock Dengan Bit Bit Slow Silahkan Persiapkan Mental Buat Gabung Bareng Kita Yaaak. Wilayah Comal Bojong Sragi Diutamakan Untuk Mempermudah Jarak Tempuh.SMS Dulu Juga Boleh......

Tuesday 6 July 2010

Berita Hari Ini » Essay_Buku Sekolah & Bisnis Pendidikan

Essay_Buku Sekolah & Bisnis Pendidikan

0 comments

Buku Sekolah & Bisnis Pendidikan
Oleh : Dhimas HR
Sanggar Media Kusuma

PromediaNew’s_Sekolahan mana yang tidak memerlukan buku panduan pelajaran atau buku tugas belajar. Tentunya semua butuh buku panduan tersebut agar nilai kandungan mutu yang dihasilkan dari kegiatan belajar mengajar lebih baik dan berkualitas. Maka mau tidak mau suka tidak suka setiap siswa – siswi wajib memiliki buku yang telah ditentukan oleh pihak sekolah meski terkadang dengan biaya yang mungkin juga diseragamkan artinya nilai jualnya lebih mahal karena tidak terjual bebas ditoko – toko buku pada umumnya dan tentu saja ceritanya akan menjadi lain manakala buku yang dimaksudkan (Red_Buku Pelajaran) menjadi lahan bisnis disekolahan.

Dulu, sewaktu saya masih duduk dibangku sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah pertama (Red_EsEmPe) orang tua saya tidak terlalu pusing memikirkan dana pembelian buku pelajaran sekolah yang mahal karena saya bisa membeli buku pelajaran bekas kakak kelas saya sehingga harganyapun tidak seberapa mahal. Karena kurikulumnya masih sama tidak berganti – ganti sehingga banyak nilai effisiensinya disbanding dengan seringnya pergantian kurikulum yang justru membingungkan siswa – siswi itu sendiri.

Buku – buku diktat pelajaran sekolah memang sangat penting karena semua sumber disiplin ilmu berpangkal dari sana. Buku tersebut juga akan menjadi tolok ukur kependidikan yang diharapkan (Red_mungkin pemerintah) sehingga jika siswa tidak memilikinya maka jangan berharap mendapat nilai yang bagus. Apakah betul demikian ? lalu bagaimana jika siswa yang tidak memiliki buku diktat karena ketidakmampuan ekonomi orang tuanya kemudian hanya meminjam buku teman sekelasnya apakah juga tidak akan mendapat nilai yang bagus meski mungkin saja siswa yang meminjam buku diktat tersebut lebih cerdas dibanding siswa yang buku diktatnya dipinjami. Adakah unsur bisnis dalam pengelolaan buku mata pelajaran disetiap sekolah – sekolah dinegeri ini. Ataukah memang harus demikian aturan mainnya ?.

Semua pertanyaan ini memang susah mendapatkan jawaban pasti dari pihak yang bersangkutan (Red_Sekolah) sehingga saya rasa system demikian akan berjalan terus menerus sepanjang waktu meski semua kita tahu bahwa masih memungkinkan system yang demikian dihapus demi meringankan beban biaya pendidikan bagi warga masyarakat memang yang sudah terbebani biaya hidup sehari – hari.

Menurut hemat saya standartisasi sah – sah saja dicanangkan akan tetapi seyogyanya jangan membuat peserta didik dan orang tuanya menanggung beban berat karena mahalnya harga buku diktat. Perlu diperhatikan juga bahwa di era yang sudah sedemikian maju toh siswa – siswi sudah banyak yang mengenal technology informasi dalam hal ini adalah komputerisasi lalu kenapa tidak terfikirkan untuk menghemat pembiayaan pembelian buku diktat dengan menggantinya melalui program EBook misalnya khan sama saja. Yang penting toh isinya bukan sekedar cover design yang menawan ditengah – tengah mahalnya harga kertas.

Di Jogja yang notabene kota pelajar saja sudah mencoba system yang dinamai GeBook Mobile dimana siswa – siswi sekolah dapat belajar dimana saja karena conten pelajaran sekolah sudah ada digenggaman tangan setiap siswanya (Red_Handphone) sehingga akan sangat membantu sekali jika system demikian diterapkan dengan sungguh – sungguh karena selain menghemat biaya juga akan lebih effisien meluangkan waktu belajarnya. Kita semua tahu bahwa hampir 100% pelajar sudah mengenal yang namanya handphone bahkan justru merk – merk mahal yang mereka pakai. Lalu apakah kita akan bersembunyi dengan kalimat “ Ah disana khan kota pelajar jadi wajar kalau sudah menggunakan cara seperti itu “ mestinya kita lebih arif dan lebih tanggap menangkap peluang yang ada toh tidak harus di Jogja saja karena opensourche nya khan bukan hanya di kota Jogja saja melainkan nasional wong Launchingnya saja di Jakarta..

Yang saya ketahui dengan menggunakan program ini pihak sekolah juga bisa memberikan soal – soal secara online sehingga memudahkan semua pihak. Hampir semua matapelajaran sekolah bisa dipelajari dimanapun, disekolah dirumah, dipasar, dimanapun siswa mau membukanya. Itu merupakan sebuah keunggulan dan kemajuan yang mestinya bisa kita nikmati bersama.

Kita ini sudah biasa bersembunyi dibalik ketidakmampuan bukan justru meloncat agar paling tidak satu level dibawah agar suatu saat mampu sejajar. Maka dari itu menurut saya tidak ada salahnya mencari informasi tentang program yang saya ceritakan diatas demi kemajuan pelajar dan sekolah jangan hanya berkutat dibalik alasan tidak mampu karena sesungguhnya siapapun mampu asal mau mencoba. Atau paling tidak cobalah konsultasi ke Taman Pintar Jogjakarta.

Semoga ini menjadi sedikit jalan keluar dan membantu mengurangi beban pembelian buku ditengah – tengah mahalnya harga kertas. Dan semoga kegiatan belajar mengajar semakin bertambah lancar sehingga disiplin ilmu yang diserap semakin baik dan kualitas belajar siswa bertambah baik karena tidak lagi pusing memikirkan bagaimana caranya membeli buku yang mahal – mahal.

Bekalnews Pekalongan

0 comments:

Pasang Iklan Gratis