Powered by Blogger.
Blog Archive
-
▼
2008
(63)
-
▼
September
(33)
- Naskah Drama Radio Seri - Antara Dendam Dan Asmara
- Merayakan Kembali Kemerdekaan Imajinasi Dengan San...
- Naskah Drama Radio Seri - Antara Dendam Dan Asmara
- Di Atas Sajadah Cinta
- Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana
- Cinta Itu Anugerah
- Anak Jadah Pembelajaran Sastra Kita
- Cerita Cinta - Klise
- Daftar Judul Isi Antology Puisi Persebahan Dlm Per...
- Daftar Judul Isi Antology Puisi Bunga Kertas
- Antology bunga kertas
- Perempuan Bermata Mendung II
- Perempuan bermata mendung
- Night And The Mad Man
- Sastra Adalah
- Memahami Dusta dan Kebenaran dalam Sastra
- 'Menonton'' Naskah Lakon Mencari Ruang
- Sastra yang Tidur dalam Kulkas
- Dua “Kiblat” dalam Sastra Indonesia
- Saya Lebih Mellow Dari Aku
- Puasha Menulis @ The Beginning: ASTERAWANI Perlu P...
- Puisi Untuk Perbaikan Diri
- CerPen_Hadiah Istimewa
- Memahami Kendala Keterpinggiran Sastra
- “ PERSIMPANGAN YANG MENIKUNG “
- “ MAWAR TANPA DURI “
- Prosa Kehidupan
- Comal Bang Get
- Sebuah Persimpangan
- Menuju Ufuk Barat
- Mungkin Aku Tak Akan Bisa
- Dan Engkau Tetaplah Engkau
- Marhaban Yaa Ramadhan
-
▼
September
(33)
Software Anyar
Wednesday, 10 September 2008
Berita Hari Ini »
Sebuah Persimpangan
malam itu
aku berbalik arah menuju langkah awal sebuah persimpangan
sorot pandangan tertuju kepada raut yang seakan tak pernah sirna
raut wajah sederhana yang pernah singgah dalam pusara jiwa
sesosok anggun yang memang aku kenali
lalu kami
saling bermuka muka dan kemudian lepas canda sejenak
ada yang hilang diantara kami
ada yang tak sempurna diantara tawa riangnya..seakan tawar
dan membuatku masih takjub atas keikhlasanya
pertanyaan itu menusuk di ulu hati
kalimatnya sangat membuatku merasa bersalah padanya
lembut memang namun tajam dan perih....
lantas segera kutanya tentang dirinya yang katanya hendak segera kepelaminan
namun ditepisnya dengan senda yang akhirnya membuatku tertawa kecil
Tuhan ...kemana lagi arah yang harus kutempuh
agar diantara kami sama sama saling pasrah atas kenyataan ini
atas nama Mu aku bersandar dan berdoa untuknya
Sebuah Persimpangan
at
Wednesday, September 10, 2008
Posted by
Unknown
0
comments
malam itu
aku berbalik arah menuju langkah awal sebuah persimpangan
sorot pandangan tertuju kepada raut yang seakan tak pernah sirna
raut wajah sederhana yang pernah singgah dalam pusara jiwa
sesosok anggun yang memang aku kenali
lalu kami
saling bermuka muka dan kemudian lepas canda sejenak
ada yang hilang diantara kami
ada yang tak sempurna diantara tawa riangnya..seakan tawar
dan membuatku masih takjub atas keikhlasanya
pertanyaan itu menusuk di ulu hati
kalimatnya sangat membuatku merasa bersalah padanya
lembut memang namun tajam dan perih....
lantas segera kutanya tentang dirinya yang katanya hendak segera kepelaminan
namun ditepisnya dengan senda yang akhirnya membuatku tertawa kecil
Tuhan ...kemana lagi arah yang harus kutempuh
agar diantara kami sama sama saling pasrah atas kenyataan ini
atas nama Mu aku bersandar dan berdoa untuknya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment