
malam itu
aku berbalik arah menuju langkah awal sebuah persimpangan
sorot pandangan tertuju kepada raut yang seakan tak pernah sirna
raut wajah sederhana yang pernah singgah dalam pusara jiwa
sesosok anggun yang memang aku kenali
lalu kami
saling bermuka muka dan kemudian lepas canda sejenak
ada yang hilang diantara kami
ada yang tak sempurna diantara tawa riangnya..seakan tawar
dan membuatku masih takjub atas keikhlasanya
pertanyaan itu menusuk di ulu hati
kalimatnya sangat membuatku merasa bersalah padanya
lembut memang namun tajam dan perih....
lantas segera kutanya tentang dirinya yang katanya hendak segera kepelaminan
namun ditepisnya dengan senda yang akhirnya membuatku tertawa kecil
Tuhan ...kemana lagi arah yang harus kutempuh
agar diantara kami sama sama saling pasrah atas kenyataan ini
atas nama Mu aku bersandar dan berdoa untuknya
0 comments:
Post a Comment