Aku tak tahu harus bagaimana lagi berkeluh kesah tentang waktu terakhir ini. Sungguh begitu banyak rona kehidupan yang juga begitu cepat berubah sampai - sampai aku tak menyadarinya ....bahwa waktu kian bergulir menuju ufuk barat. Secepat inikah usia perjalanan sehari ? Tuhan..berikan waktu untuk sejenak merenung tentang kebesaran Mu sehingga resah di jiwa segera sirna karena air penyejuk yang turun dari kesucian embun jiwa. aku masih juga terpaku atas perjalaan ini namun tak bisa berbuat apa - apa selain mencaci maki hampa. aku juga masih terus berjalan seiring kerikil - kerikil tajam yang menjadi alas kaki di setiap langkah ini. terus melangkah. terus menapak demi sesuatu yang belum berujung. imajiku terus bermain - main bersama segumpal darah yang tersisa sedikit dari perjalananku yang sebelumnya.sembari mencari sesuatu yang tampaknya masih juga tersembunyi di sebalik bebukitan itu. entah sampai kapan ?
Tak seorangpun dapat memahami peristiwa ini kecuali, aku, waktu, dan sang matahari abadi. Disana - sini masih saja seperti dulu, sama seperti pertama kalinya aku tinggalkan remajaku saat itu. semuanya nampak angkuh dan sombong seakan tak mau runtuh meski bebukitan di sebelah kanan kirinya hendak luluh lantak oleh badai. aku masih juga belum bisa mendapat sesutu yang katanya sudah menjadi takdirku yang katanya juga sudah di takdirkan oleh sang penjaga jiwaku. ataukah hanya aku yang terlalu serakah atas nasib dan imajinasi ini. Ah mungkinkah keserakahan itu sirna jika sisi di sebelah jiwaku masih menyatu atas manusia ?
mungkinkah keangkuhan itu musnah jika separuh jiwaku masih di liputi oleh hawa keduniaan dan kedagingan yang seakan mengumbara ? Semuanya masih remang seakan tertutup kabut yang juga seakan - akan tak jua berganti cerah. haruskah selalu begitu atau ku tunggu saja sampai kabut itu sirna dan nampak jalan membentang di hadapanku lalu melangkah kembali bersama seutas tali jiwa yang seharusnya sudah terputus sedari dulu itu ? Semoga masih terang dan cerah yang sudi berpendar meski perlahan - lahan. (11 Sept,Thursday On 01.11)
Powered by Blogger.
Blog Archive
-
▼
2008
(63)
-
▼
September
(33)
- Naskah Drama Radio Seri - Antara Dendam Dan Asmara
- Merayakan Kembali Kemerdekaan Imajinasi Dengan San...
- Naskah Drama Radio Seri - Antara Dendam Dan Asmara
- Di Atas Sajadah Cinta
- Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana
- Cinta Itu Anugerah
- Anak Jadah Pembelajaran Sastra Kita
- Cerita Cinta - Klise
- Daftar Judul Isi Antology Puisi Persebahan Dlm Per...
- Daftar Judul Isi Antology Puisi Bunga Kertas
- Antology bunga kertas
- Perempuan Bermata Mendung II
- Perempuan bermata mendung
- Night And The Mad Man
- Sastra Adalah
- Memahami Dusta dan Kebenaran dalam Sastra
- 'Menonton'' Naskah Lakon Mencari Ruang
- Sastra yang Tidur dalam Kulkas
- Dua “Kiblat” dalam Sastra Indonesia
- Saya Lebih Mellow Dari Aku
- Puasha Menulis @ The Beginning: ASTERAWANI Perlu P...
- Puisi Untuk Perbaikan Diri
- CerPen_Hadiah Istimewa
- Memahami Kendala Keterpinggiran Sastra
- “ PERSIMPANGAN YANG MENIKUNG “
- “ MAWAR TANPA DURI “
- Prosa Kehidupan
- Comal Bang Get
- Sebuah Persimpangan
- Menuju Ufuk Barat
- Mungkin Aku Tak Akan Bisa
- Dan Engkau Tetaplah Engkau
- Marhaban Yaa Ramadhan
-
▼
September
(33)
Software Anyar
Wednesday, 10 September 2008
Berita Hari Ini »
Menuju Ufuk Barat
Menuju Ufuk Barat
at
Wednesday, September 10, 2008
Posted by
Unknown
0
comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment