Selamat Datang Di Kota Batik Pekalongan.Portal Penulis Pekalongan Dan Sekitarnya.Sahabat Media Juga Dapat Mengirimkan Informasi Sekitar Pekalongan Melalui Email : dhimashr@gmail.com Atau Sms Online Di 0815 480 92192***###########***Swanten Qustique Lagi Nyari Singer Cewe Yang Suka Banget Ma Lagu2nya Nicky Astrea. Yang Merasa Punya Hoby Nge Rock Dengan Bit Bit Slow Silahkan Persiapkan Mental Buat Gabung Bareng Kita Yaaak. Wilayah Comal Bojong Sragi Diutamakan Untuk Mempermudah Jarak Tempuh.SMS Dulu Juga Boleh......

Tuesday, 17 August 2010

Berita Hari Ini » CerPen_Di Madu

CerPen_Di Madu

0 comments
Di Madu_Oleh Erna
PromediaStory's_Aku berada di sampingnya ketika dia siuman dari operasi. Kakak sepupuku yang tampan ini mengalami kecelakaan sehingga tulang keringnya patah dan harus dipasang pen. Di kamarnya ada paman dan bibiku. Bibi atau yang aku panggil Bude adalah kakak perempuan Bapakku. Beliau menikah ke daerah lain dan masih tinggal di Bali juga.

Masih jelas dalam ingatanku ketika Bude menginginkan aku menjadi menantunya. Ya, menjadikanku istri Bli ( kakak laki-laki ) Agus. Bude sempat berembug dengan kedua orang tuaku yang tak lain adalah adik kandung dan iparnya sendiri, untuk menjodohkan aku dengan Bli Agus. Tapi itu sudah lama sekali berlalu…karena menantu Bude sekarang bukanlah aku, tetapi dua orang wanita yang berdiri berjejer di sebelah ranjang Bli Agus. Ya, istri Bli Agus dua.

Istri Bli Agus yang pertama adalah wanita Bali yang cukup terpandang di desanya. Bli Agus menikahinya ketika mereka masih duduk di bangku kuliah. Menginjak semester 4 pacar Bli Agus saat itu yang kini menjadi istri pertamanya, hamil. Sekarang mereka sudah punya dua anak yang cantik dan tampan, persis bapak mereka.

Pertengkaran hebat terjadi ketika Bli Agus dengan terang-terangan berselingkuh dengan perempuan yang tak lain adalah istri ke duanya sekarang. Istri kedua Bli Agus juga dari keluarga terpandang dan bapak mertua Bli Agus dari istri yang kedua pun duduk di kursi dewan perwakilan daerah Bali. Sungguh beruntung Bli Agus, mendapatkan istri dari keluarga baik-baik dan terpandang serta rela dimadu!

Sebenarnya kalimat terakhir tadilah yang mengiris bathinku. Saat aku ingat perjalanan cinta Mbok Gung dengan Bli Agus, cinta mereka yang tadinya terhalang oleh kasta, karena Mbok Gung dari kasta ksatria sedang Bli Agus dari kasta sudra, membuat cinta mereka sempat menjadi cinta yang terlarang. Walau akhirnya Aji (ayah) Mbok Gung pun merestui pernikahan mereka dan menerima keluarga Bli Agus baik-baik.

Tapi semua itu tak menjadikan Bli Agus bersikap baik kepada Mbok Gung. Mbok Gung pun sempat pulang ke rumah orang tuanya dan ingin bercerai ketika Bli Agus dengan seenaknya main tangan dan berselingkuh. Tetapi keinginan Mbok Gung diurungkan oleh Ajinya.

“Itulah konsekwensi sebuah perkawinan karena menentang nasehat orang tua, hendaknya semua dijalani dengan lapang dada”, nasehat Aji Mbok Gung.

Mbok Gung pun kembali ke rumah Bli Agus, membesarkan kedua anaknya dengan penuh cinta, walau dia sendiri kehilangan cinta Bli Agus. Bli Agus kalau sakit atau kesusahan saja pulang ke rumahnya, karena Bli Agus lebih suka berada di rumah istri mudanya.

Sebenarnya perkawinan Bli Agus yang kedua tidak direstui Bu De dan Pak De. Tapi dasar bandelnya Bli Gus, karena selingkuhannya yang waktu itu hamil juga, mau tidak mau Bli Agus harus menikahinya. Istri mudanya pun lebih berani meneror istri tua, mendatangi rumah Bli Agus yang ditempati Mbok Gung, bila Bli Agus tak pulang ke rumah istri muda.

Bagiku sungguh kehidupan rumah tangga yang rumit! Tapi Mbok Gung menjalaninya dengan ikhlas.Kupandang wajah mereka berdua yang berdiri berjejer…kupastikan Mbok Gung lebih anggun dan lebih cantik hatinya karena keiklasannya, dibanding Mang Nik, madunya. Mungkin aku jahat bila mengatakan Mang Nik adalah perusak rumah tangga orang, tapi Mang Nik pun ternyata sedang sakit hati… karena Bli Agus terakhir sebelum kecelakaan, ingin menikah untuk ketiga kalinya…!!!.

Lalu, terjadilah kecelakaan itu, dan sekarang Bli Agus aduh aduh kesakitan. “Bli…cobalah belajar menahan hawa nafsu, tidak semua keinginan harus dituruti kan Bli..”itulah kata-kata yang keluar pertama kali dari mulut Mbok Gung.

Aku hanya terdiam sambil melihat reaksi Mang Nik yang mengambilkan minum untuk Bli Gus. “Bli mungkin ini peringatan dari Hyang Widhi, agar Bli tidak lagi menyakiti hati perempuan…cukup kami saja Bli…” Mang Nik berucap tanpa terduga.

Aku hanya menarik nafas panjang…mereka yang dimadu ternyata punya cinta yang banyak, rela melayani meski disakiti…aku tak kan sanggup menjadi salah satu dari wanita di hadapanku ini.

Dan satu yang aku yakini, aku tak kan rela dimadu…

0 comments:

Pasang Iklan Gratis