Bulan Purnama Di Kintamani_Oleh Erna
PromediaStory's_Aku adalah gadis dewasa yang berumur 22 tahun saat mengenal Reza. Reza yang lebih tua setahun dariku adalah mahasiswa fakultas teknik yang simpatik, ramah dan sangat menyenangkan. Aku duduk di semester pertengahan fakultas sastra ketika benar-benar merasa jatuh cinta pada Reza. Entah kenapa aku begitu menyanyanginya sehingga rasanya saat itu aku kehilangan akal sehat. Bagaimana tidak, hubungan kami "backstreet" bukan karena ortuku tidak setuju atau ortunya nggak suka aku tetapi lantaran Reza sudah punya pacar yang waktu itu sudah jalan hampir dua tahun. Semua diceritakan Reza dengan jujur, bahwa dia tidak memungkiri menyayangi aku dan pacarnya. Dia mohon kepadaku untuk maklum akan keadaannya andai setiap malam minggu dia tak bisa apel atau dia tidak tiap saat siap menemaniku. Dengan keluguanku dan rasa sayangku yang banyak padanya aku mengabulkan semua permohonannya. Tak sekalipun aku pernah berantem sama Reza. Dia cowok yang baik, humoris, sekaligus romantis. Kami saling menyukai karena di antara kami saling terbuka dalam masalah apapun. Bukan materi, bukan uang yang membuat kami saling menyayangi semua dari dalam hati yang paling dalam dan tulus.
Aku tak pernah ingin merebut Reza dari pacarnya, meski aku tau aku mampu melakukannya saat itu. Setiap aku pulang kuliah, aku lewat rumahnya, aku melihat kendaraan pacarnya di sana. Tapi saat aku telpon, Reza selalu mau menjawab. Dia tak pernah menghindar kalau aku menghubunginya meskipun pacarnya di rumahnya saat itu. Entah kenapa aku dapat menerima keadaanya, dan aku tetap setia tidak mendua dan tidak berburu untuk mencari pacar yang single. Aku punya angan-angan saat itu andai aku menjadi istrinya, tentu aku bahagia sekali. Reza sangat pintar memperlakukan wanita, seolah-olah aku adalah perempuan tercantik, terbaik dan seorang putri yang patut dicintai dan dilayani. Aku belum pernah menemukan laki-laki sebaik dia. Sampai suatu saat ada seorang laki –laki melamarku.
Aku menikah dua tahun setelah aku bertemu Reza pertama kali. Hubunganku dan Reza tak berujung tak berpangkal. Akupun wanita biasa yang ingin kepastian, walau aku tau pasti Reza juga menyanyangi aku sepenuh hati, sama seperti apa yang kuberi kepadanya, hanya saja takdir berkata lain. Aku yakin Reza juga tetap menyimpan banyak kenangan kami di memorinya. Kenangan yang tak terlupakan ketika kami berdua di Kintamani memandang bulan purnama yang bulat bundar, tersenyum pada kami. Saat itu aku tau,a ku dicintainya sepenuh hati, dan aku mencintainya sepenuh jiwa. Dia adalah belahan jiwaku yang kucari selama ini, sekali lagi tetapi…walau kami sudah berusaha, Tuhan berkehendak berbeda. Dua tahun berikutnya Reza menikah dan yang tak kusangka, dia tidak menikahi cewek yang jadi pesaingku itu, tetapi bekas temannya di SMA dulu. Lagi-lagi tak ada cemburu di hatiku. Aku bisa merelakan dia dengan siapapun, karena toh bukan dia yang meninggalkanku tapi aku yang terburu-buru menikah dengan cowok lain.
Apa yang membuatku mengingatnya setelah sepuluh tahun kami berpisah? Sungguh surprised aku bertemu dengannya di suatu tempat. Dia bersama temannya, aku bersama suami dan anakku. Hanya kata’ hai’ yang keluar dari mulutku, selebihnya lututku lemas. Untung saat itu suamiku tidak tahu bahwa dia adalah mantanku. Baru dua hari setelah itu aku cerita ke suamiku kalau yang waktu itu ketemu adalah mantan pacarku. Suamiku tidak pernah mempermasalahkan, karena kami sama-sama berkomitmen masa lalu biarlah berlalu tapi masa depan yang harus kita jaga agar kenangan di masa lalu bukannya memperburuk masa kini ataupun masa depan tapi justru menjadi pelajaran berharga untuk melangkah selanjutnya. Aku memang cewek yang beruntung aku mendapatkan suami yang hampir sama baiknya dengan Reza, hanya saja mereka pasti punya karakter yang beda juga. Dan suamikupun adalah belahan jiwaku di mana aku dapat merasa nyaman dan tenang ketika bersamanya. Aku tak mau menyakiti hatinya dengan menceritakan bahwa sesungguhnya ada pria lain di hatiku yang sama baiknya dengan dia. Tentu aku tak mau kalau suamiku juga punya wanita lain di hatinya kan?
Yang jelas, sejak awal aku tak pernah memiliki Reza seutuhnya. Tetapi dia memiliki hatiku sepenuhnya. Aku berharap padanya tapi aku tak memaksakan kehendak, walau dia milik orang lain, dan akupun bukan miliknya tapi aku tetap menghargai kebaikannya. Aku hargai kejujurannya, karena itu yang terpenting dalam suatu hubungan. Apa yang membuat kami tak bisa bersama hanya Tuhan yang tahu jawabannya, meskipun yang kurasa dialah cinta sejatiku, karena mencintai adalah menghargai, mengerti dan tak pernah menuntut. Ini yang kulakukan untuknya, ini yang kupunya untuknya, sampai saat ini.
Reza, di manapun kamu berada aku selalu mengingat semua kebaikan dan perhatianmu. Sejak awal aku tak pernah mampu menjadikanmu milikku seutuhnya, apalagi sekarang dengan kondisi kita yang katakanlah seri. Maafkan aku terpaksa meninggalkanmu Reza. Aku terpaksa memilih laki-laki yang memberi kepastian padaku, walau ku tahu kamupun pasti mencintaiku. Demi masa lalu kita, biarlah semua yang pernah ada berlalu bersama waktu, aku pernah menyayangimu, tetap menyayangimu walau kita telah beranak bercucu, semoga ini menjadi kenangan terindah dalam hidup kita. Aku yang pernah menanti kehadiranmu tetapi akhirnya pergi meninggalkanmu.
Aku menikah dua tahun setelah aku bertemu Reza pertama kali. Hubunganku dan Reza tak berujung tak berpangkal. Akupun wanita biasa yang ingin kepastian, walau aku tau pasti Reza juga menyanyangi aku sepenuh hati, sama seperti apa yang kuberi kepadanya, hanya saja takdir berkata lain. Aku yakin Reza juga tetap menyimpan banyak kenangan kami di memorinya. Kenangan yang tak terlupakan ketika kami berdua di Kintamani memandang bulan purnama yang bulat bundar, tersenyum pada kami. Saat itu aku tau,a ku dicintainya sepenuh hati, dan aku mencintainya sepenuh jiwa. Dia adalah belahan jiwaku yang kucari selama ini, sekali lagi tetapi…walau kami sudah berusaha, Tuhan berkehendak berbeda. Dua tahun berikutnya Reza menikah dan yang tak kusangka, dia tidak menikahi cewek yang jadi pesaingku itu, tetapi bekas temannya di SMA dulu. Lagi-lagi tak ada cemburu di hatiku. Aku bisa merelakan dia dengan siapapun, karena toh bukan dia yang meninggalkanku tapi aku yang terburu-buru menikah dengan cowok lain.
Apa yang membuatku mengingatnya setelah sepuluh tahun kami berpisah? Sungguh surprised aku bertemu dengannya di suatu tempat. Dia bersama temannya, aku bersama suami dan anakku. Hanya kata’ hai’ yang keluar dari mulutku, selebihnya lututku lemas. Untung saat itu suamiku tidak tahu bahwa dia adalah mantanku. Baru dua hari setelah itu aku cerita ke suamiku kalau yang waktu itu ketemu adalah mantan pacarku. Suamiku tidak pernah mempermasalahkan, karena kami sama-sama berkomitmen masa lalu biarlah berlalu tapi masa depan yang harus kita jaga agar kenangan di masa lalu bukannya memperburuk masa kini ataupun masa depan tapi justru menjadi pelajaran berharga untuk melangkah selanjutnya. Aku memang cewek yang beruntung aku mendapatkan suami yang hampir sama baiknya dengan Reza, hanya saja mereka pasti punya karakter yang beda juga. Dan suamikupun adalah belahan jiwaku di mana aku dapat merasa nyaman dan tenang ketika bersamanya. Aku tak mau menyakiti hatinya dengan menceritakan bahwa sesungguhnya ada pria lain di hatiku yang sama baiknya dengan dia. Tentu aku tak mau kalau suamiku juga punya wanita lain di hatinya kan?
Yang jelas, sejak awal aku tak pernah memiliki Reza seutuhnya. Tetapi dia memiliki hatiku sepenuhnya. Aku berharap padanya tapi aku tak memaksakan kehendak, walau dia milik orang lain, dan akupun bukan miliknya tapi aku tetap menghargai kebaikannya. Aku hargai kejujurannya, karena itu yang terpenting dalam suatu hubungan. Apa yang membuat kami tak bisa bersama hanya Tuhan yang tahu jawabannya, meskipun yang kurasa dialah cinta sejatiku, karena mencintai adalah menghargai, mengerti dan tak pernah menuntut. Ini yang kulakukan untuknya, ini yang kupunya untuknya, sampai saat ini.
Reza, di manapun kamu berada aku selalu mengingat semua kebaikan dan perhatianmu. Sejak awal aku tak pernah mampu menjadikanmu milikku seutuhnya, apalagi sekarang dengan kondisi kita yang katakanlah seri. Maafkan aku terpaksa meninggalkanmu Reza. Aku terpaksa memilih laki-laki yang memberi kepastian padaku, walau ku tahu kamupun pasti mencintaiku. Demi masa lalu kita, biarlah semua yang pernah ada berlalu bersama waktu, aku pernah menyayangimu, tetap menyayangimu walau kita telah beranak bercucu, semoga ini menjadi kenangan terindah dalam hidup kita. Aku yang pernah menanti kehadiranmu tetapi akhirnya pergi meninggalkanmu.
Sumber : http://www.iloveblue.com/
0 comments:
Post a Comment