Indahnya Pagi Oleh Amania Zahra
PromediaStory's_Ketika pagi datang dg begitu indah, bersama nafas yg masih berhembus di tubuh yg sehat. Namun apalah arti itu semua jika kita hanya berdiam diri dalam kamar, tidur dikasur empuk sambil merangkai mimpi besar kita. Sedangkan di sebuah kaki gunung Muria, belasan orang telah memulai berjuang untuk harinya. Menyapu halaman, membajak sawah, dan anak – anak melintasi jarak puluhan kilometer untuk bersekolah. Maka jelas siapa yg menghargai pagi dan siapa yg akan menyesal di kemudian hari.
Lihatlah matahari yg muncul dengan semburat kuning-orange nampak begitu indah, kabut yg mengusap wajah dg lembutnya, dan embun di ujung daun yg menyejukkan mata. Namun sayangnya keindahan itu menjadi tak bearti jika di pagi yg indah itu kita berprasangka buruk dan mengeluh pada kekurangan kekurangan diri.
Padahal petani tua di pedesaan selalu berprasangka baik kepada Tuhan, berharap ia membawa banyak makanan untuk istri dan anaknya di rumah. Yah..meski ujungnya hanya nasi dan garam yg bisa mereka makan. Padahal gadis belasan tahun tanpa kaki di perbatasan kota menyambut pagi dengan bahagia, menuliskan banyak rencana hebatnya, meski masih saja suara suara menyakitkan terdengar. Namun apakah ia pernah mengeluh dan meragukan indahnya pagi dan kebahagiaan yg menyertainya?. Tentu tidak.
Perhatikanlah pagi yang membawa beribu harapan dan jutaan kesempatan. Apakah kau akan menyia – nyiakannya dengan ber-pesimis ?.
Padahal petani tua di pedesaan selalu berprasangka baik kepada Tuhan, berharap ia membawa banyak makanan untuk istri dan anaknya di rumah. Yah..meski ujungnya hanya nasi dan garam yg bisa mereka makan. Padahal gadis belasan tahun tanpa kaki di perbatasan kota menyambut pagi dengan bahagia, menuliskan banyak rencana hebatnya, meski masih saja suara suara menyakitkan terdengar. Namun apakah ia pernah mengeluh dan meragukan indahnya pagi dan kebahagiaan yg menyertainya?. Tentu tidak.
Perhatikanlah pagi yang membawa beribu harapan dan jutaan kesempatan. Apakah kau akan menyia – nyiakannya dengan ber-pesimis ?.
Belajarlah dari Thomas Alfa Edison muda selalu memulai percobaannya dengan senyuman meski ia tlah mengalami kegagalan beratus kali. Belajarlah dari Ibu bilqis yg percaya bahwa pagi yg merekah selalu membawa harapan dan kesempatan untuk kesembuhan bilqis.
Rasakanlah hangatnya sinar mentari yg terpancar dari sela – sela dedaunan. Dengarkanlah kicauan burung yang menari di ranting pepohonan, lalu terbang ke sana kemari. Lihatlah langit membiru berhias awan seputih kapas. Indah , bukan ?.
Maka sambutlah hari dengan prasangka yg baik , sikap optimis , dan upaya perbaikkan diri. Percayalah bahwa pagi selalu membawa butir kebahagiaan.
Bersyukurlah..
Bersyukurlah atas indahnya pagi.
Bersyukurlah..
Bersyukurlah atas indahnya pagi.
0 comments:
Post a Comment