PromediaStory's_
Berawal dari senja yg basah Kau perlihatkan ajaibnya bola matamu
Kau pusatkan pikirku pd anehnya susunan garis tanganmu
Berawal dari senja yg basah
Di lingkungan sekitar kita...
Gedung – gedung semakin tinggi
Lampu kota semakin menjadi – jadi
Lahan hijau terdesak pemukiman
Semua itu, Menghalangi inginku memandang bulan yg anggun dg jelas
Namun ajaibnya....
Di senja yg basah kala itu,
Ku lihat bulan purnama membulat penuh di bola matamu
Seakan memberiku pemahaman bahwa hidup ini tak sekedar bermewah – mewahan
Mengajarkanku bahwa hidup harus mengandung ucapan2 dan praktik2 dari luapan syukur terhadap hal – hal yg paling kecil terlebih dahulu
Menceritakan kisah sejati bahwa kita bisa dapatkan keindahan yg luar biasa meski dari sesuatu yg sederhana (keiklasan)
Di sepanjang perjalanan kita menuju pesisir pantai,
Kita tau banyak penjual jasa kenikmatan berbau haram
Kita melihat banyak perzinaan merebak
Tak dipungkiri pula, di sudut – sudut kota,
Tak sedikit pula yg sedang mengasingkan dirinya demi sebuah tangisan,
Marah akan janji manis lelaki yg tak abadi
Berkata kotor sbg balasan sebuah penghianatan
Dan anehnya....
Di senja yg basah saat itu,
Garis tanganmu melukiskan kisah percintaan sejati
Kisah cinta yg abadi antara seorang hamba dan Tuhannya
Kisah cinta mengharukan pada Ibu, Ibu, Ibu, dan Ayah
Kisah cinta menentramkan antara adam dan hawa yg tentu saja dijalin setelah adanya label ”halal”
Garis tanganmu mengingatkanku bahwa cinta tertinggi tertuju pada Tuhan
Mengajarkanku bahwa hidup di masa muda, tak sekedar mencari cinta, menikmatinya , merasakan sakitnya, dan mencari yg lain lagi
Garis tanganmu menguatkan suara hatiku bahwa ada yg lebih penting dari apa yg digeluti kebanyakan anak muda jaman sekarang
Yaitu, mencintai Tuhan, mencintai kekasih Tuhan, dan mencintai orang2 yg tepat tuk dicintai
Lagi – lagi di senja yg basah,
Aku merasakan keganjilan sekaligus sebuah keajaiban
Lagi – lagi, aku melonjak kegirangan
Bola matamu seakan menjadi tepian surga
Dimana keindahan memanah kalbuku
Dimana ketentraman mengalir dalam setiap aliran darahku
Memanjakan mata para manusia akhir jaman
0 comments:
Post a Comment