Senjapun luntur,
menyusul matahari yang sempurna terkubur.
Duhai Ibuku sayang,
waktu semakin menua, dan kita tak mungkin terus bersama.
Anakmu kini makin dewasa, Akan berpijak di tempat berbeda, menjalani hidup yg masih penuh tanda tanya,
entah kelak jadi apa.
Tirai hitam diturunkan, kumandang adzan magrib menebar benih kedamaian.
Duhai Ibuku sayang,
malam semakin larut, lama – lama cantiknya wajah hanya bersisa keriput.
Anakmu kini tak lagi bermain di rumput,
namun menantang aspal kehidupan yang kadang membuat dahi mengkerut.
Badai juga semilir angin menjadi warna warni impian yg sedang dirajut.
Hitam resmi menguasai bumi.
Sunyi senyap desa ini.
Duhai Ibuku sayang,
ada impian yang masih kupendam di hati.
Menunggu restumu yang coba kugali. Beratap do’a berselimut rindu dalam menjalani hari,
suatu saat anakmu pasti ‘kan kembali.
"Ya Allah, jagalah Ibuku yang selalu memintaMu tuk melindungiku. Sebentar lagi, demi perintahMu aku pergi, dan hanya karena kedendakMU lah suatu hari nanti aku akan kembali.."
0 comments:
Post a Comment