PromediaStory's_Di bawah senja silau musim semi, di atas rumput di kelilingi bukit, mendung bergelantungan. Di rongga - rongga hati, di saraf - saraf otak, juga di setiap tetes darah yg mengalir.
Dan dandelion membawakan ku letih di dekap bayangmu. Senyum itu, peluk hangat itu, perhatian " mu, juga suasana rumah yg nyaman melegakan. Dan tiap masalah terpecah di dalamnya. Setiap tangis terusap. Setiap kesedihan memudar. Di rumah itu.
Dan ku tiup dandelion, hingga biji"nya beterbangan bersama jingga. Tersapu angin, melewati dua kota kabupaten, hingga tepat di depannya ia akan menjelma jadi cinta dan rindu yg sekarang terpatri kuat. Cinta dan rindu yg hanya bisa terungkap lewat air mata yg berderai.
Dalam duka, dalam tetesan air mata yg tak pernah mampu ku tahan, aku benar" merasa terjatuh. Ku tahu sesal maupun marah tak akan menyelesaikan sgalanya.
Dalam duka, dalam tetesan air mata yg tak pernah mampu ku tahan, aku benar" merasa terjatuh. Ku tahu sesal maupun marah tak akan menyelesaikan sgalanya.
Dan ku remas rerumputan, hingga darah mengucur deras. Mendung. Gelap. Sepi. Sunyi. Aku tersungkur sendiri.
Tahukah ?
Ternyata aku tak sekuat yg ku bayangkan.......
Untuk bunda, di kudus yang ku cintai selalu..
Tahukah ?
Ternyata aku tak sekuat yg ku bayangkan.......
Untuk bunda, di kudus yang ku cintai selalu..
0 comments:
Post a Comment