Selamat Datang Di Kota Batik Pekalongan.Portal Penulis Pekalongan Dan Sekitarnya.Sahabat Media Juga Dapat Mengirimkan Informasi Sekitar Pekalongan Melalui Email : dhimashr@gmail.com Atau Sms Online Di 0815 480 92192***###########***Swanten Qustique Lagi Nyari Singer Cewe Yang Suka Banget Ma Lagu2nya Nicky Astrea. Yang Merasa Punya Hoby Nge Rock Dengan Bit Bit Slow Silahkan Persiapkan Mental Buat Gabung Bareng Kita Yaaak. Wilayah Comal Bojong Sragi Diutamakan Untuk Mempermudah Jarak Tempuh.SMS Dulu Juga Boleh......

Wednesday, 16 October 2013

Berita Hari Ini » Portalkbr_Budaya? Budaya Apa ??

Portalkbr_Budaya? Budaya Apa ??

0 comments

Budaya ? Budaya Apa??

Portalkbr_Pekalongan, Slsa/15/11.Budaya. Banyak orang berbicara mengenai budaya. Dikoran koran ditelevisi diseminar seminar. Mereka berbicara Tentang bagaimana sejarah budaya dan bahkan kebangkitan budaya. Begitu dalam dan fasih sekali pembahasannya dan Menyenangkan bila mendengar kupasan kupasan tentang pembahasan tentang budaya sehingga membuat semangat untuk membudayakan budaya kembali tinggi.

Begitu juga dengan budaya di Indonesia. Tentang bagaimana peradaban budaya tanah jawa yang adiluhung tak pelak menjadi topik utama dibanyak talkshow dengan menghadirkan tokoh tokoh budayawan yang mumpuni. Mendengar kupasan tersebut tentunya kita menjadi paham betul betapa tinggi budaya bangsa negeri ini. Betapa hebatnya negeri ini apalagi diabad abad kerajaan. Sebuah peradaban yang seharusnya bisa menjadi tolok ukur bagi kehidupan jaman modern saat ini.

Memang tidak sama. Tentunya tidak bisa kita paksakan juga peradaban dimasa masa kerajaan dengan kehidupan yang sudah serba modern ini. Tetapi khasanah budaya dan muatan muatan etikanya tentu masih sangat relevan hingga saat ini. Tidak seharusnya dijaman modern lantas sertamerta meninggalkan peradaban yang baik hanya dengan dalih tradisional atau bahkan terkesan kuno. Tidak semuanya yang kuno merugikan didalam peraturan peradapan dalam penerapan budaya. Bolehlah kita menyaring mana mana yang tidak perlu dipertahankan dan mana mana yang masih perlu dipertahankan. Bukan asal menerapkan budaya asing yang katanya sedang trend atau sedang marak tetapi kita sendiri tidak paham betul maknanya.

Sebagai bangsa besar yang pernah mengalami kejayaan dimasa masa kerajaan seharusnya setiap kita mengerti betul bahwa begitu besar peradaban budaya bangsa Nusantara ini. Betapa hebat khasanah budaya bangsa ini yang seharusnya bisa kita pertahankan. Bukan sebaliknya. Dengan dalih apapun, yang namanya budaya tentu saja tidak tergantikan bahkan dengan modernisasi sekalipun. Ada hal hal yang terkadang memang terlihat sepele bagi sebagian masyarakat tetapi sebenarnya mengandung budaya yang tinggi.

Jepang saja yang sudah merajai dunia dengan segala macam kemajuan tehknologinya masih tetap menjadi Jepang yang memegang teguh budaya negerinya. Masyarakatnya masih sangat sadar betul dan penting untuk mempertahankan nilai nilai budaya yang masih sangat relevan dijaman yang sudah sangat modern ini. Budaya harakiri dan samurai mungkin dianggap sudah agak tidak relevan lagi sehingga nilainya sudah agak berkurang. Tetapi mereka masih sangat mempertahankan budaya malu. Dan budaya sadar diri. Ini yang sudah hampir punah di negeri kita ini. Budaya malu dan sadar diri ini sudah semakin hilang hari demi hari dan hampir diseluruh lini budaya ini sudah hampir jarang kita temukan. Ironis sekali.

Kita sebagai bangsa besar dengan budaya yang demikian besar kenapa justru ”Seolah olah” malu mempertahankan khasanah budaya negeri sendiri. Semuanya disama ratakan dengan dalih modernisasi. Kita malu menerapkan budaya sendiri karena takut dinilai ”Kampungan” tidak modern. Sehingga semuanya dipaksakan agar tampak lebih modern mulai dari setiap kata kata yang diucapkan sampai kepada perilaku sehari hari pun demikian. 

Padahal ”Budaya” yang mereka terapkan saat ini adalah ”Budaya” yang sama sekali tidak mengandung unsur budaya yang hakiki. Itu hanya sebuah kebiasaan yang dibiasakan dan diwajarkan walau kita semua tahu itu tidak wajar. Apalagi hanya meniru kebiasaan kebiasaan warga asing yang diadaptasi dari film film atau sinetron. Mereka bahkan sama sekali tidak mengerti maknanya. Lalu apanya yang mau dikatakan dengan budaya. Bagian mana yang kemudian hendak kita sebut dengan budaya. Bukankah budaya terbentuk tanpa menghilangkan unsur keindahkan, estetika, dan etika. Lalu bagian mana yang bisa menjelaskan tentang budaya.

Prihatin bila mencermati khususnya remaja remaja masa kini dengan kekiniannya yang mulai dari segi bahasanya saja sudah awut awutan. Jangankan baik dan benar. Untuk dikatakan dengan bahasa santun saja hampir susah. Jangan kemudian bersembunyi dibalik alasan ”itu khan bahasa gaul”. Bahasa gaul yang bagaimana yang seharusnya menjadi panutan generasi bangsa ini. Itu justru merusak sendi sendi etika pergaulan bukan untuk bergaul. Keprihatinan ini juga semakin parah dengan melihat perilaku dan tingkah pola orang orang yang mengaku seniman tetapi tidak mengerti seni. Dengan bahasa bahasa mereka yang seolah olah sudah melebihi raja padahal bahasanya semrawut tidak jelas maknanya. Lalu mau dibawa kemana budaya dinegeri ini.

Ironinya. Pemerintah kita juga ”Seolah olah” merestui perilaku jaman yang salah kaparah seperti ini. Pernyataan pernyataan tentang budaya yang ada dimana mana hanyalah sebuah kalimat normatif tanpa solusi. Dimana seharusnya justru peran pemerintah sangat perlu sekali untuk kembali meluruskan kesalahan kaprah ini. Mungkin bisa melalui kurikulum pendidikan disekolah sekolah agar setidaknya generasi mendatang bisa lebih memahami budaya negeri sendiri. Bukan justru melupakan sejarah dengan mengukir sejarah baru tetapi plugiat dari negeri asing.

Lalu apa makna budaya yang sesungguhnya.( Dhimas HR)

0 comments:

Pasang Iklan Gratis