Selamat Datang Di Kota Batik Pekalongan.Portal Penulis Pekalongan Dan Sekitarnya.Sahabat Media Juga Dapat Mengirimkan Informasi Sekitar Pekalongan Melalui Email : dhimashr@gmail.com Atau Sms Online Di 0815 480 92192***###########***Swanten Qustique Lagi Nyari Singer Cewe Yang Suka Banget Ma Lagu2nya Nicky Astrea. Yang Merasa Punya Hoby Nge Rock Dengan Bit Bit Slow Silahkan Persiapkan Mental Buat Gabung Bareng Kita Yaaak. Wilayah Comal Bojong Sragi Diutamakan Untuk Mempermudah Jarak Tempuh.SMS Dulu Juga Boleh......

Wednesday, 14 April 2010

Berita Hari Ini » Prosa - Tentang Yang Terluka

Prosa - Tentang Yang Terluka

0 comments

Tentang Yang Terluka
Oleh : Dhimas HR

Awalnya
Aku hanya sedikit mengerti tentang dirinya melalui sebuah pertemuan yang kami lakukan bersama beberapa kawan dirumah teman. Saat itu, tidak banyak yang muncul dari rongga mulut manisnya hanya sedikit tetapi beribu kesan memang dan tak pernah terjadi apa – apa diantara kami.

Wanita memang penuh mistery sekaligus pesona tersembunyi, dengan segala gaya bertutur yang disampaikannya kami semakin menjadi dekat hampir tak ada sekat diantaranya namun masih tetap dalam lingkaran pertemanan dan itu wajar adanya. Dirinya semakin masuk kedalam relung – relung jiwaku dan semakin menelusup kedalam lalu diumbarnya tentang perasaannya, tentang apa yang telah terjadi diantaranya diantara dirinya dengan yang katanya menjadi kawan seperjuangan hidupnya. Perlahan namun pasti ia menjelaskan yang telah terjadi dengan segala kemungkinan yang belum terjadi tetapi pasti akan segera terjadi.


Mistery dalam kehidupannya hampir semuanya aku ketahui melalui bibirnya yang manis mungil tetapi hampir – hampir tak bisa diam ketika berkisah. Kisah tentang segala keperihan maupun keceriaan yang menurutku justru semakin semu, abu – abu tanpa warna yang jelas. Semakin temaram semakin kabur samar – samar tanpa makna.
Aku sendiri tak bisa memahami tentang apa yang diharapkannya tentang apa yang di inginkanya karena semua yang di katakannya seolah hanya buah bibir belaka hampir tak memiliki makna yang sungguh berarti. Betapa tidak semenit lalu ia cerita tentang betapa susahnya menundukan teman seperjuangan hidupnya yang susah penuh liku penuh mistery meski sebetulnya ia pun sama, sama – sama penuh misterynya tentang betapa susahnya menyatukan temannya itu dengan tambatan pokok yang ada didalam persembunyiannya tetapi semenit kemudian ia berkisah tentang betapa kuatnya keinginan untuk kembali pulang kesarang yang katanya sudah dibangun oleh teman seperjuangannya itu.

Kicaunya bagai kenari
Hampir saja aku muntah mendengar lagi keluhnya ketika malam hampir habis ditelan fajar tentang betapa angkuhnya teman seperjuangan yang kini ada disampingnya. Betapa sulit meruntuhkan tembok – tembok kesombongan melawan dusta dan kejujuran. Tentang bagaimana sebuah kejujuran itu dinantikan oleh setiap kita begitu juga dengan dirinya ketika itu. Tentang betapa kuat keinginan kedua pusara yang ada di persembunyiannya memutus tali diantaranya karena memang sudah tak ada lagi kesepahaman, lalu bagaimana mungkin semuanya mampu dipertahankan jika keadaannya sudah demikian rupa.

Dan aku tak mampu berbuat apa – apa. Hanya bisa menjadi seekor kerbau dungu yang selalu menuruti perintah penunggangnya kemana mesti berjalan. Kedua rongga telinga ini hanya bisa menjadi pembuangan akhir yang tak pernah layak dihiraukan. Sedikit pepatah tak akan mampu merubah setiap lipatan yang sudah terlanjur membeku diantaranya sehingga siapapun tak akan bisa merubahnya biarkan saja seperti itu sampai ajal menunggu di ujung nadi.

Hari ini
Engkau kembali berkisah tentang bagaimana perasaan mu ketika sang kesucian tak mampu membuktikan kedewasaan dan harus terjatuh ketika belum sampai diujung waktu. Ketika benih – benih kesucian tak lagi sesuatu yang diagungkan tak lagi dapat dibanggakan kepada teman seperjuanganmu itu, kau menangis temanmu pun turut menangis dan itu kewajaran insani yang tak membuat segala sesuatunya berubah.

Yang berubah katamu justru temanmu yang semakin keras membeku apalagi menebar senyum kepelosok – pelosok jiwa. Semakin angkuh pada alam hanya akrab dengan kesendirian dan kekonyolan – kekonyolan semu. Perubahan itu membuatmu semakin tertekan kedalam Lumpur – Lumpur kebingungan dan mungkin semakin dalam kedasar tanah.

Engkau tak bisa menghadirkan sesuatu yang agung didalam hatimu yang sampai hari ini mungkin kaku beku karena tak tersentuh kehangatan mentari jikapun engkau melebur menjadi satu dalam aroma keheningan bersama temanmu itu tak lebih dari sekedar kebutuhan wajib dan wajar saja bukan atas nama keagungan Tuhan dan alam raya. Bagi temanmu itu, semua dapat dilakukan meski tanpa dasar keagungan alih – alih tak perlu banyak pusing mencari putik ditengah malam karena masih punya engkau yang bisa dihinggapi kapan saja karena engkaupun masih demikian.

Mestinya engkau lebih memiliki prinsip tentang kehidupan ini bahwasanya kehidupan bukan semata – mata permainan yang kapan saja bisa dihentikan tanpa kompromi kapan saja bisa berpaling tanpa musabab yang kuat mendasari keberpalinganmu ke puncak – puncak dunia yang kemilaunya membutakan mata setiap kita.

Mestinya engkau lebih bersahaja menerima segala kemungkinan – kemungkina yang sudah terjadi atau bahkan baru akan terjadi karena semuanya bisa dijelaskan dengan semua kenyataan yang menjadi saksi atas perilaku setiap kita. Bukan karena kulit yang membungkus isi kacang semata. Engkau boleh saja bersinar seperti matahari engkaupun bisa saja secantik rembulan tetapi jika hujan sudah turun maka kemanakah engkau bersembunyi ?

Menjadi diri sendiri jauh lebih layak daripada bersembunyi dibalik kedustaan yang poada akhirnya nanti membuat keterpurukan teramat dalam dan susah berjalan kembali. Tak sepatutnya engkau berkata demikian tak selayaknya engkau mentertawai setiap jejak langkah gontai orang – orang yang tak punya kaki, tak seharusnya engkau mencibir hanya karena orang berbibir sumbing tak seindah bibir mungilmu itu. Lalu dengan sadarnya engkau menghinakan orang – orang yang pakaiannya rombeng pantaskan engkau melakukan itu sementara mulut mungilmu seringkali bersabda di depan altar ?

Cobalah untuk setia
Setia kepada alam yang telah memberimu banyak inspirasi
Setia kepada jalanan yang telah menuntunmu menuju pusara kehidupan
Setia pada pagi yang selalu memberimu kehangatan sinarnya
Setia pada malam yang telah memberimu keheningan dengan segala keindahan bintang
Dan setialah pada setiap perkataan yang keluar dari bibir mungilmu itu
Karena kesetiaan pasti menuntunmu menuju lembah keabadian yang kekal penuh warna

Pagi ini
Setelah mendengar semua sumpah serapahmu ketika berujar tentang kalimat
Aku berfikir tentang bagaimana sisi kehidupan lain yang menunggu ku
Tentang betapa hebatnya sisi kehidupan lain itu
Tentang bagaimana setianya sisi kehidupanku yang lain itu
Lalu aku mencoba untuk selalu memintakan maaf atas perasaanku terhadap langit
Mega mendung yang tebal kemudian beranjak pergi karena permohonanku mungkin saja terkabul
Dan malam yang hening itu melempar senyumnya kepadaku sampai tertidur

Dalam mimpiku
Jelas kuingat betapa bahagianya ketika dirinya tertawa sampai bahunya terguncang
Disertai tawa – tawa lain yang tampaknya turut berbahagia
Semuanya lepas semuanya bebas dengan senyum dan tawanya diatas meja itu

Di sisi lain
Hatinya menjadi perih tergores sebilah tawa yang kecut menghinakan jiwa
Perasaannya terkubur bebatuan dengan tiba- tiba
Mata air dari pelupuk kanannya segera jatuh mengalir perlahan
Dan mereka semakin keras dengan tawanya.....

Semoga itu bukan menjadi tawa yang terakhir bagi mereka
Demikian pinta seekor lebah yang mencari sarang malam itu doa tulus mahluk Tuhan

Sekarang
Puing – puing kerajaan angkuh masih sedikit berdiri dan miring ke kanan
Hanya bertumpu pada sekeping batuan kecil yang setia menyangga agar tidak terjatuh
Retakan – retakan itu menyisakan pilu dan goresan yang masih perih diantara ulu hati

Dan semua cerita tentang teman seperjuangan itu hampir hilang
Tinggal menunggu waktu yang tepat kapan harus segera digantikan rembulan malam
Beserta bintang dan kunang – kunang yang bersinar terang terbang dan menari
Kupanjatkan doa kepada sang Khalik tentang perasaan itu

Tentang segalanya karena dialah pemilik segala
Tentang kuasanya karena dialah pemilik segala kuasa
Tentang ketiga luka yang sudah menggores di sisi bathin ini
Semoga Tuhan selalu menjadi saksi diantara setiap kita yang terluka

0 comments:

Pasang Iklan Gratis