Monolog : Diantara Ujung – Ujung Rasa
Oleh : Dhimas HR
Theme Song : Diantara Kalian
Hanya kepada detak yang berdenyut lembut diujung nadi aku simpan semua kisah yang mestinya mistery
Engkau bagai rajawali yang tajam menukik tepat diujung rasaku
Engkau seperti lebah yang manis dan tersimpan rapi didalam sarang dipucuk cemara
Namun sayang……rantingnya hampir patah dan tak berdahan
Waktu kian berlalu
Membuka hampir seluruh tabir kencanamu yang kian layu berguguran
Dan semua nya kelu…mati rasa tanpa kalimat pun sepatah
Siapakah sebenarnya engkau
Sehingga seluruh rasa dahaga ini seakan sirna meski hanya sedetik bersama senyum kecil itu
Siapakah gera ngan yang disana yang tak mampu membuatmu tersenyum
Sungguh bodohnya yang disana ketika tak mengenalimu lebih dalam sedalam relung jiwaku ini
Mestinya pahamilah palung yang paling dalam disisi bathinya pasti ada sesuatu yang mungkin membuatmu menjadi lain…..menjadi manusia seutuhnya yang bisa mempertahankan harkat.
Sebaiknya memang tak ada lagi sekat diantara ujung – ujung rasa
Melebur menjadi satu dalam asa tanpa makna apa – apa
Hanya sekilas lalu menghilang bersama munculnya fajar harapan
Aku tak pernah mengerti arah mana yang kau tuju untuk melabuhkan semua itu
Semua yang pernah kau curahkan bersama jatuhnya airmata saat dini dalam hening
Bah.....semuanya musnah ....semuanya hilang ketika kau menyebut lagi tentang kumbang
Kumbang jantan yang katanya pernah menyengatmu dengan segala kebencian bisanya....
Dan kini
Saatnya aku undur diri dari pusara itu
Manakala pernah menjadi tempat kita bernaung melawan semua kelu...melawan semua kebencian
Tempat bersandar ketika otak ini tak lagi mau menerima segala resah
Aku bukan siapa – siapa bagi siapapun
Aku hanyalah seutas tali yang menjadi tambatan berlabuhnya bahtera singgah
Didermaga yang lalu lalangnya memang ricuh ...riuh dan memabukan
Mestinya aku sadari ....dan mestinya aku sadar diri...aku bukan siapa – siapa
Bodoh....!!!!
Kenapa harus menyalahkan waktu yang memang tak pernah mau kembali
Seharusnya justru aku yang mengikuti waktu bukan menyesali waktu
Ah....!!!!
Memang aku yang bodoh_Konyol
Memang aku yang tak mengerti tentang rasa mungkin
Ini semua kenapa harus terjadi
Diantara aku.......engkau dan sang rajawali
Yang sama – sama tidak mungkin disamakan
Yang semuanya memang harus berpendar seperti lilin dipagi hari
Samar – samar seperti fajar tertutup kabut
Kembalilah ke sarang rajawali sembari membenahi letaknya.....Memperbaikinya
Agar sarangmu tidak lagi goyah karena diterpa angin......Jika saja kuat
Namun engkau bisa berjalan tanpa tertatih jika mengerti rembulan
Engkau juga bisa menjadi diri sendiri seperti rajawali
Sadarilah bahwasanya semua tidak mungkin sekecil yang diingingkan jiwamu
Pernah ....malam itu kau tawarkan untuk ku
Sebuah rasa yang mungkin sangat tidak masuk akal bagi orang waras
Tentang angan dan harapan orang tidak normal katamu
Tapi....
Kenapa engkau tawarkan malam yang dini itu bersamaku_Bersama Daun Pintu yang mulai retak
Kenapa pula manisnya lafadz yang kau sampaikan menjadi segunduk gunung batu yang terjal
Yang pada akhirnya tak mampu membawa keinginan malam mencari fajar diufuk timur
Hanya bergantung diantara ujung – ujung rasa yang tak pernah padam
Belum Sempat Dipentaskan Nich
0 comments:
Post a Comment