Abu - Abu
Oleh : Dhimas HR
Putihnya tak seputih kapas memang
Hitamnya juga tak sehitam biji kecubung yang dibukit itu
Rasanya juga rasa yang mudah diungkapkan dengan segala resah
pun kelana jiwa
Tetapi itulah yang telah terjadi_biru abu abu
Semuanya tak mungkin dapat dikembalikan pada poros
yang letaknya sudah oleng
Sampai – sampai jalannya pun tak lurus menuju kedapan
Banyak kalimat yang mestinya bisa mewakili kehadirannya waktu itu
Namun tak satupun kata yang muncul di ujung lidah setiap kita
Manakala sangkakala kecil telah menanti di seberang jiwa yang sendirian
Memotong arah dipersimpangan nadi yang alunannya tak lagi sama
Hanya sebatas terawangan kedua bolamata yang mungkin segera tembus
Menuju awang – awang yang batasnya tak pernah kita ketahui sampai mana ?
Melayang menuju lembah yang mungkin tak berjurang terjal
Hanya lembah bersahaja tempat setiap kita bergumul dengan suara hati
Suara – suara yang mewakili setiap jerit dijiwa penuh pengharapan
Dan setiap jejaknya menjadi sesuatu yang meringankan neraca
Sampai hari ini
Aku masih belum juga tak terlalu dalam melangkah menuju lembah itu
Seorang diri sembari menikmati setiap dinding – dinding retak di sisi – sisiku
Dengan sorotan yang sedikit tajam alih – alih tampak pemberani
Meski sejujurnya rasa takut luar biasa hinggap tak mau pergi
Dan semuanya masih samar – samar membuatku menggigil dan kelu
Powered by Blogger.
Blog Archive
-
▼
2010
(249)
-
▼
April
(16)
- Prosa - Tentang Yang Terluka
- Sahabat
- B Three In Action
- Tentang Seseorang
- Tak Sepedih Kehilanganmu
- Sudah Tiba Waktunya
- Prahara
- Menyerah Pada Alam
- Menuju Sisi Kehidupan
- Mata Air Dan Air Mata
- Kelam Di Pagi Yang Penuh Satir
- Jika Engkau
- Hitam & Putih
- Diantara Ujung – Ujung Rasa
- Abu - AbuOleh : Dhimas HRPutihnya tak seputih kapa...
- Panggilan Jiwa
-
▼
April
(16)
Software Anyar
Wednesday, 14 April 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment