Jaman sudah berubah. Benar – benar berubah dengan peradaban yang baru yang semakin canggih dan praktis. Begitu juga dengan segala yang pernah terjadi pada masa kanak – kanak dahulu kini seakan – akan sulit sekali untuk didapati. Khususnya aneka macan permainan tradisional yang merupakan ciri khas budaya lokal kita. Rasanya hampir tak ada lagi anak – anak yang memainkan permainan seperti itu, tak perduli bulan purnama atau tidak banyak anak – anak menghabiskan waktunya dengan menonton sinetron, main PS, Video Game, Game Internet, atau justru jemarinya sibuk smsan dengan mengutak – atik keypad handphone. Ironis sekali memang.
Anak – anak jaman sekarang sudah hampir tidak lagi mengenal permainan tradisional. Anak – anak sekarang lebih mengenal permainan buatan bangsa lain yang lebih modern, lebih canggih, lebih praktis, dan mun gkin lebih dari sekedar permainan milik bangsa sendiri. Padahal seharusnya mereka lebih kenal dengan permainan bangsanya sendiri yang merupakan bagian dari khasanah kebudayaan bangsa yang adi luhung. Seharusnya anak – anak bisa melestarikan budaya tradisional yang merupakan ciri dan citra bangsa ini.
Apresiasi yang menyentuh aspek budaya lokal kenyataannya sangat jarang sekali terjadi. Seharusnya lebih banyak media maupun institusi turut berperan dalam melestarikan khasanah budaya ini dengan mengangkatnya melalui berbagai macam kegiatan agar semuanya tidak punah tergilas peradaban ini. Peran media juga sangat mempengaruhi hilang dan tidaknya permainan – permainan tradisonal milik daerah. Kenapa ? karena melalui media pulalah anak – anak belajar dan mencari informasi tentang sesuatu, belajar mencari sesuatu yang baru yang mungkin belum pernah di palajarinya maka disinal peran media dibutuhkan sebagai wahana mengedukasi mereka. Event – event untuk kembali membangkitkan semangat kedaerahan juga sangat diperlukan sekali dalam rangka memasyarakatkan budaya mencintai daerah masing – masing untuk memperkuat persatuan nasional bangsa ini.
0 comments:
Post a Comment