Psikology Pesbuk Dari Status
Oleh : Dhimas Hr
Sanggar Media Kusuma
Oleh : Dhimas Hr
Sanggar Media Kusuma
Mari Berdiskusi Tentang Dampak Media Sosial Bagi Kepribadian Penggunanya. Bagaimana Media Sosial Digunakan Dan Dampak Dampak Nyata Bagi Penggunanya. Tetapi Saran Saya Untuk Mulai Membaca Dan Berdiskusi Tentang Tema Ini Jangan Melibatkan Pendapat Pribadi Demi Kemenangan Sesaat Tetapi Lebih Kepada Kebenaran Secara Umum. Sebab Inti Dari Artikel Yang Saya Tulis Ini Bukan Untuk Mencari Kebenaran Secara Pribadi Tetapi Sekedar Untuk Literatur Apakah Para Pembaca Yang Budiman (Termasuk Saya) Sudah Bijaksana Saat Menggunakan Media Sosial.
Banyak Diantara Pengguna Atau User Media Sosial Khususnya Facebook Tidak Sadar Bahwa Selama Ini Dalam Menggunakan Media Sosial Tersebut Telah Banyak Memperlihatkan Kepribadian Baik Secara Riil Maupun Mendekati Riil (Silahkan Dibantah Jika Saya Salah) Entah Itu Saat Membuat Status Atau Bahkan Saat Sedang Inbok Dengan User Lain. Tidak Jarang Pula Ada Yang Dengan Terang Terangan Berbohong Kepada User Lain. Lalu Bagaimana Dengan Dampaknya. Dampaknya Tentu Saja Bisa Dirasakan Secara Riil Juga. Bohong Jika Ada Yang Berkata Bahwa Media Sosial Tidak Memiliki Dampak Apapun Bagi Kehidupan Sehari Harinya.
Dampak Dari Penggunaan Media Sosial Tentu Saja Beragam, Tergantung Dari Bagaimana User Menggunakannya. Meskipun Banyak Pendapat Yang Mengatakan Bahwa Media Sosial Berdampak Buruk Tetapi Tidak Sepenuhnya Pendapat Itu Benar Masih Banyak Pula Dampak Positif Dari Hasil Menggunakan Media Sosial. Jadi Tidak Bisa Dipukul Rata Bahwa Internet Atau Media Sosial Selalu Buruk.
Media Sosial Menjadi Tempat Yang Paling Cepat Untuk Berbagi Dalam Berbagai Macam Keadaan, Facebook Juga Menjadi Ajang Pelarian Saat Mengalami Kegembiraan, Kegalauan, Kebingungan, Atau Bahkan Sekedar Seru Seuan Saja. Facebook Khususnya, Juga Seringkali Menjadi Ajang Curhat Baik Secara Umum Maupun Personal Message (Inbox) Dan Tentunya Hal Ini Bisa Mengurangi Beban Yang Sedang Dialaminya. Tidak Jarang Facebook Juga Menjadi Tempat Pertama Mendapatkan Teman Teman Baru Atau Bahkan Rekan Bisnis Baru Yang Berujung Pada Keuntungan Secara Finansial.
Tidak Ada Yang Salah Dengan Seringnya Frekuensi Status Yang Dibuat Diwall Facebook. Selama Bahasa Yang Digunakan Tidak Melanggar Kode Etik, Moral Sosial Dimasyarakat Saya Fikir Bukan Soal. Walaupun Kadang Kadang Masih Seringkali Kita Jumpai Status Status Yang Bahasanya Cenderung Kasar Dan ”Sak Penake Dewe”. Tapi Itulah Fakta Bahwa Pengguna Media Sosial Di Republik Ini Bukan Hanya Dari Kalangan Terdidik Saja. Semua Lapisan Masyarakat Hampir Bisa Dipastikan Sudah Bersentuhan Dengan Media Sosial.
Jangan Merasa Dirugikan Dengan Seringnya Melihat Status Pengguna Lain Yang Masuk Ke Pemberitahuan Facebook Anda Karena Memang Sudah Peraturannya Demikian. Facebook Dirancang Memang Untuk Saling Bertautan Sehingga Perdetik Pasti Ada Tautan Masuk. Kadang Saya Heran Dengan Keluhan Beberapa Sahabat Tentang Seringnya Membaca Status Orang Yang ”Katanya” Terlalu Sering Update Status. Lho Kok Bisa??.
Banyak Diantara Pengguna Atau User Media Sosial Khususnya Facebook Tidak Sadar Bahwa Selama Ini Dalam Menggunakan Media Sosial Tersebut Telah Banyak Memperlihatkan Kepribadian Baik Secara Riil Maupun Mendekati Riil (Silahkan Dibantah Jika Saya Salah) Entah Itu Saat Membuat Status Atau Bahkan Saat Sedang Inbok Dengan User Lain. Tidak Jarang Pula Ada Yang Dengan Terang Terangan Berbohong Kepada User Lain. Lalu Bagaimana Dengan Dampaknya. Dampaknya Tentu Saja Bisa Dirasakan Secara Riil Juga. Bohong Jika Ada Yang Berkata Bahwa Media Sosial Tidak Memiliki Dampak Apapun Bagi Kehidupan Sehari Harinya.
Dampak Dari Penggunaan Media Sosial Tentu Saja Beragam, Tergantung Dari Bagaimana User Menggunakannya. Meskipun Banyak Pendapat Yang Mengatakan Bahwa Media Sosial Berdampak Buruk Tetapi Tidak Sepenuhnya Pendapat Itu Benar Masih Banyak Pula Dampak Positif Dari Hasil Menggunakan Media Sosial. Jadi Tidak Bisa Dipukul Rata Bahwa Internet Atau Media Sosial Selalu Buruk.
Media Sosial Menjadi Tempat Yang Paling Cepat Untuk Berbagi Dalam Berbagai Macam Keadaan, Facebook Juga Menjadi Ajang Pelarian Saat Mengalami Kegembiraan, Kegalauan, Kebingungan, Atau Bahkan Sekedar Seru Seuan Saja. Facebook Khususnya, Juga Seringkali Menjadi Ajang Curhat Baik Secara Umum Maupun Personal Message (Inbox) Dan Tentunya Hal Ini Bisa Mengurangi Beban Yang Sedang Dialaminya. Tidak Jarang Facebook Juga Menjadi Tempat Pertama Mendapatkan Teman Teman Baru Atau Bahkan Rekan Bisnis Baru Yang Berujung Pada Keuntungan Secara Finansial.
Tidak Ada Yang Salah Dengan Seringnya Frekuensi Status Yang Dibuat Diwall Facebook. Selama Bahasa Yang Digunakan Tidak Melanggar Kode Etik, Moral Sosial Dimasyarakat Saya Fikir Bukan Soal. Walaupun Kadang Kadang Masih Seringkali Kita Jumpai Status Status Yang Bahasanya Cenderung Kasar Dan ”Sak Penake Dewe”. Tapi Itulah Fakta Bahwa Pengguna Media Sosial Di Republik Ini Bukan Hanya Dari Kalangan Terdidik Saja. Semua Lapisan Masyarakat Hampir Bisa Dipastikan Sudah Bersentuhan Dengan Media Sosial.
Jangan Merasa Dirugikan Dengan Seringnya Melihat Status Pengguna Lain Yang Masuk Ke Pemberitahuan Facebook Anda Karena Memang Sudah Peraturannya Demikian. Facebook Dirancang Memang Untuk Saling Bertautan Sehingga Perdetik Pasti Ada Tautan Masuk. Kadang Saya Heran Dengan Keluhan Beberapa Sahabat Tentang Seringnya Membaca Status Orang Yang ”Katanya” Terlalu Sering Update Status. Lho Kok Bisa??.
Seperti Yang Sudah Saya Katakan Sebelumnya Bahwa Facebook Dirancang Memang Untuk Saling Bertautan Sehingga Anda Harus ”Legowo” Membaca Status Baru Milik Pengguna Lain Walaupun Terlalu Sering. Sebab Dia Berhak Melakukan Itu Semua Dan Itu Tidak Melanggar. Aneh Jika Anda Justru Merasa Terganggu. Jika Anda Menginginkan Pesan Secara Pribadi Alangkah Baiknya Menggunakan Email Atau Pm Bbm Itu Jelas Lebih Private.
Ada Pula Sahabat Sahabat Pengguna Media Facebook Sebagai Sarana Promosi Penjualan, Jasa Dan Sebagainya. Anda Juga Harus Legowo Ketika Dia Sedang Update Status Promonya Kebanyak Link. Tentunya Dengan Harapan Mendapatkan Pembaca Promo Sebanyak Banyaknya Agar Kemudian Bisa Menjadi Klien Produknya. Ada Pula Yang Statusnya Tentang Religi, Nah Ini Topik Yang Seksi Untuk Digali Lebih Dalam Sebetulnya. Status Status Religi Yang Seringkali Saya Baca Menggelitik Untuk Didiskusikan. Ingatkah Anda Saat Membaca Status Tentang Ajakan Sholat Dhuha Misalnya, Greeting Puasa, Atau Yang Lebih Lucunya Saat Membaca Status Sholat Malam (Tahajud). Jadi Ingin Tertawa Sendiri. Lho Kok Bisa ? Iya Lah.
Topik Topik Religi Seperti Itu Memang Bagus. Memang Baik Karena Mengingatkan Dalam Hal Kebaikan. Masalahnya Begini, Saya Akan Lihat Dari Paradigma Saya Saja. Misalnya Ada Status Begini : ”Yuk Sholat Dhuha Dulu Yuk....”. Inti Sarinya Memang Bagus Karena Ajakan Berbuat Baik. Tetapi Kalau Kita Mau Dan Berani Legowo, Apa Bedanya Dengan Kalimat Berikut Ini : ”Yuk Main Kerumahku, Biar Lihat Rumah Baruku. Ada Mobil Baru Lho Jenk. Nanti Pulangnya Aku Anterin Dech Pake Mobil Baruku ”. Lalu Kira Kira Apa Pendapat Anda Ketika Membaca Status Yang Diatas ?? Silahkan Simpulkan Sendiri Sendiri.
Media Sosial Memang Dirancang Sedemikian Rupa Sebagai Media Share Info. Sehingga Memungkinkan Untuk Berbagi Apapun Yang Ingin Dibagikan. Tentunya Dengan Kebijakan Personal Penggunanya Masing Masing. Saran Saya, Jika Ingin Totalitas Menggunakan Media Sosial Tempatkan Diri Anda Sebagai Orang Yang Benar Benar Sosialita, Agar Koneksi Merasa Tidak Digurui, Merasa Tidak Dihakimi Oleh Status Status Yang Anda Tulis.
Ada Pula Sahabat Sahabat Pengguna Media Facebook Sebagai Sarana Promosi Penjualan, Jasa Dan Sebagainya. Anda Juga Harus Legowo Ketika Dia Sedang Update Status Promonya Kebanyak Link. Tentunya Dengan Harapan Mendapatkan Pembaca Promo Sebanyak Banyaknya Agar Kemudian Bisa Menjadi Klien Produknya. Ada Pula Yang Statusnya Tentang Religi, Nah Ini Topik Yang Seksi Untuk Digali Lebih Dalam Sebetulnya. Status Status Religi Yang Seringkali Saya Baca Menggelitik Untuk Didiskusikan. Ingatkah Anda Saat Membaca Status Tentang Ajakan Sholat Dhuha Misalnya, Greeting Puasa, Atau Yang Lebih Lucunya Saat Membaca Status Sholat Malam (Tahajud). Jadi Ingin Tertawa Sendiri. Lho Kok Bisa ? Iya Lah.
Topik Topik Religi Seperti Itu Memang Bagus. Memang Baik Karena Mengingatkan Dalam Hal Kebaikan. Masalahnya Begini, Saya Akan Lihat Dari Paradigma Saya Saja. Misalnya Ada Status Begini : ”Yuk Sholat Dhuha Dulu Yuk....”. Inti Sarinya Memang Bagus Karena Ajakan Berbuat Baik. Tetapi Kalau Kita Mau Dan Berani Legowo, Apa Bedanya Dengan Kalimat Berikut Ini : ”Yuk Main Kerumahku, Biar Lihat Rumah Baruku. Ada Mobil Baru Lho Jenk. Nanti Pulangnya Aku Anterin Dech Pake Mobil Baruku ”. Lalu Kira Kira Apa Pendapat Anda Ketika Membaca Status Yang Diatas ?? Silahkan Simpulkan Sendiri Sendiri.
Media Sosial Memang Dirancang Sedemikian Rupa Sebagai Media Share Info. Sehingga Memungkinkan Untuk Berbagi Apapun Yang Ingin Dibagikan. Tentunya Dengan Kebijakan Personal Penggunanya Masing Masing. Saran Saya, Jika Ingin Totalitas Menggunakan Media Sosial Tempatkan Diri Anda Sebagai Orang Yang Benar Benar Sosialita, Agar Koneksi Merasa Tidak Digurui, Merasa Tidak Dihakimi Oleh Status Status Yang Anda Tulis.
Jika Ingin Menuliskan Sesuatu Yang Eksplisit Misalnya Tentang Kupasan Kupasan Religi Sebaiknya Hindari Kalimat Yang Menonjolkan Justifikasi, Dan Egosentris. Atau Untuk Lebih Nyaman Lagi Jika Anda Membuat Fan Page Sehingga Halaman Publik Atau Wall Tetap Bisa Digunakan Untuk Kalimat Kalimat Umum Bukan Agamis.