Selamat Datang Di Kota Batik Pekalongan.Portal Penulis Pekalongan Dan Sekitarnya.Sahabat Media Juga Dapat Mengirimkan Informasi Sekitar Pekalongan Melalui Email : dhimashr@gmail.com Atau Sms Online Di 0815 480 92192***###########***Swanten Qustique Lagi Nyari Singer Cewe Yang Suka Banget Ma Lagu2nya Nicky Astrea. Yang Merasa Punya Hoby Nge Rock Dengan Bit Bit Slow Silahkan Persiapkan Mental Buat Gabung Bareng Kita Yaaak. Wilayah Comal Bojong Sragi Diutamakan Untuk Mempermudah Jarak Tempuh.SMS Dulu Juga Boleh......

Sunday, 13 October 2013

Portalkbr_Profile Amelsa Pramesthi Rima Putri

0 comments

Amelsa Pramesthi Rima Putri
Muda, Cantik Dengan Segudang Prestasi

Portalkbr_Pekalongan, Ming/13/11.Amelsa Pramesthi Rima Putri atau yang lebih sering disebut dengan panggilan Elsa adalah sosok remaja dengan segudang prestasi. Dara kelahiran Pekalongan 24 Agustus 1999 ini sudah banyak menorehkan prestasinya dari semenjak sekolah taman kanak kanak. Mulai dari lomba menyanyi, rebana, karaoke maupun modelling.

Elsa Usia 3Tahun
Awal kariernya dimulai dari semenjak belia, usia tiga tahun (3th) dengan mengikuti berbagai macam lomba seperti misalnya lomba menyanyi, dan modeling tingkat kabupaten Pekalongan. Selain memiliki bakat didunia entertaint. Elsa, panggilan akrabnya juga memiliki prestasi pendidikan disekolahnya. Selalu menjadi yang terbaik bahkan dari semenjak taman kanak kanak. Sehingga kedua duanya menjadi seimbang antara pendidikan dan entertaint.

Darah seninya menurun dari kedua orang tuanya yaitu Bpk Amat Saeri yang merupakan anggota kesatuan TNI AD yang bermarkas di KODIM 0710 Pekalongan yang juga pemilik dari group musik dangdut Pekalongan serta Ibu Rr. Cristiana Maya yang juga pengelola Sanggar Pengantin Serta Salon Maya. Kedua orang tuanya sangat mendukung hoby anaknya sehingga Elsa bisa memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya. Sehingga wajar saja jika sampai tahun 2005 Elsa sudah memiliki sebanyak 25 buah piala serta trophy juara dari berbagai bidang seni. Sungguh prestasi yang membanggakan.

Duduk dibangku kelas tiga sekolah lanjutan tingkat pertama atau SMP Negeri 2 Pekalongan membuat dirinya semakin sibuk dan harus benar benar bisa memanfaatkan waktunya antara belajar untuk pendidikan dan latihan vokal. Bulan ini saja Elsa, selain menjadi singer tamu diacara Jambore 1000 lagu keroncong yang diadakan oleh MAKODAM IV Diponegoro Semarang dalam rangka HUT TNI ke-68 (4/5/6 Okt) bersama OK.Ghita Timoer Pekalongan juga mengikuti Festival Batik dalam Acara Pekan Batik Week(2-6/Okt) yang digelar dilapangan Jetayu Pekalongan. Benar benar membuat Elsa menguras tenaga dan fikiran. Tetapi menurutnya, itu adalah konsekwensinya dan harus bisa dijalankan dengan tanggungjawab serta disiplin yang tinggi.

Anak kedua dari 4 bersaudara (Sony, Elsa, Ardy dan Cantika) ini juga pernah membintangi sebuah sinetron berjudul ”Keajaiban Cinta” dari rumah produksi Thesis (Teguh Santosa) menjadi pemain figuran anak (Antagonis) pada tahun 2005. seperti tidak ada habisnya bakat yang dimilikinya. Dan ini tentunya bukan hanya membanggakan bagi kedua orangtuanya maupun keluarga tetapi tentu saja bagi sekolahan yang namanya turut terangkat berkat prestasi yang ditorehkannya.

Elsa Remaja
Dara cantik yang mempunyai hoby menyanyi dan baca novel remaja ini memiliki cita cita menjadi seorang dokter anak untuk itu dirinya berusaha agar mendapatkan nilai terbaik pada saat ujian nanti agar bisa meneruskan ke jenjang sekolah lanjutan tingkat atas sesuai dengan harapannya. Elsa mengatakan ingin melanjutkan ke SMAN 1 Pekalongan tentunya dirinya harus siap bersaing untuk bisa mendapatkan nilai terbaik sebagai syarat utama masuk ke sekolah favorite tersebut. Maka mulai saat ini ia akan lebih fokus belajar dan mempersiapkan kelulusan demi mencapai nilai terbaik.

Masih banyak yang bisa digali dari sosok remaja dengan segudang prestasi ini. namun wawancara ringan ini harus segera kami selesaikan karena Elsa akan berangkat latihan olahraga sepatu roda. Dan sebelum benar benar menyelesaikan wawancara ini, Elsa juga mengatakan bahwa ia masih memiliki cita cita ketiganya yang masih butuh proses panjang dan butuh skill yang luar biasa. 

Artis ibukota, adalah cita cita dan obsesinya selain menjadi penyanyi dan juga dokter anak. Sungguh attitude yang luar biasa dari sosok remaja kota batik pekalongan. Semoga sekeping cerita ini bisa menjadi acuan bagi generasi muda yang lain dalam mewujudkan cita citanya dimasa depan. Bahwa masa depan masih panjang maka gunakan masa remaja dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat. Itulah pesan yang Elsa sampaikan dalam menutup sesi wawancara ringan dirumahnya.(Dhimas HR)

 Album Koleksi Pribadi






Carnaval Pekan Batik Internasional


Performance With OK.Ghita Timoer




Friday, 11 October 2013

Portalkbr_Jambore 1000 Lagu Keroncong Makodam Diponegoro

0 comments

Sekeping Duka Dibalik Jambore

Jambore 1000lagu keroncong di Semarang
Portalkbr_Ada Rasa Bangga Dan Bahagia Ketika Kami Bisa Menjadi Wakil Daerah Untuk Mengikuti Jambore Kerontjong Di Ibukota Jawa Tengah. Ada Rasa Takjub Dengan Pagelaran Yang Mengusung Budaya Kerontjong Ditengah Tengah Lingkungan Militer. Sebuah Pagelaran Yang Sangat Jarang Terjadi Karena Memang Kerontjong Dari Dulu Mula Selalu Termarginalkan. Dan Ini Bisa Menjadi Sebuah ”Prestise” Bagi Semua Seniman Seniwati Kerontjong Dimanapun Dan Dari Manapun. Tetapi. Kami Tidak Bisa Menyimpan Rasa Kecewa Yang Begitu Dalam Diatas Kemegahan Pagelaran Ini.

Kami Memang Sangat Kecewa Dan Entah Harus Kepada Siapa Kami Tujukan Kekecewaan Ini. Kami Berangkat Atasnama Kodim Pekalongan Tetapi Kami Bingung Manakala Membutuhkan Segala Sesuatunya. Ketika Kami Mengutarakan Kebutuhan Untuk Latihan Dan Menjelang Pemberangkatan Juga Harus Putar Otak Sendiri Karena Sama Sekali Tidak Ada Dukungan Dalam Bentuk Moril Maupun Pendanaan (Kecuali Untuk Hari H Karena Disediakan Mobil Dinas Dan Makan Siang Dikendal Serta Bekal Teh Bandulan Entah Berapa Dus Saya Lupa).

Untuk Latihan Saja Kami Terus Terang Mendatangkan Pemain Flute Yang Notabene Org Pekalongan Sendiri Tetapi Memang Seperti Biasanya Kami Anggarkan Untuk Transport Per Sekali Latihan. Belum Lagi Beberapa Penyanyi Pendukung Dan Untungnya Peralatan Masih Milik Sendiri. Semua Kebutuhan Yang Ada Didalam Sesi Latihan Sama Sekali Tidak Menjadi Perhatian. Untuk Itu Kami Harus Mencari Uborampenya Sendiri Termasuk Ongkos/Transport Beberapa Kawan Seniman. Kalau Kami Yang Biasa Sich Memang Sudah Terbiasa Ngalah Artinya Tidak Ada Fasilitas Transport Untuk Kami. Tetapi Tidak Menjadikan Semangat Menjadi Kendur. Yang Paling Menjadikan Kami Sangat Kecewa Adalah Tidak Adanya Keterbukaan Didalamnya. Kalau Saja Dari Awal Semuanya Terbuka Dan Saling Jujur Kami Yakin Tidak Akan Seperti Ini Kejadiannya. Transparansi Pembiayaan Seharusnya Kami Tahu Sehingga Bisa Mengatur Bagaimana Caranya Supaya Bisa Cukup. Ini Khan Beda !!

OK.Ghita Timoer
Sama Sekali Tidak Terbuka. Dari Sesi Awal Latihan Kami Dibuat Bingung Karena Tidak Adanya Kucuran Dana Untuk Mencukupi Latihan Maka Terpaksa Kami Menggunakan Dana Pribadi Perseorangan Untuk Mengcover Ongkos Pemain Flute Dan Kawan Kawan Lainnya. Bahkan Sampai Disesi Latihan Kedua. Lalu Untuk Pemberangkatan Ke Lokasi Juga Kami Sangat Sulit Dan Selalu Dalam Keadaan Digantung Ga Jelas Sama Sekali. Semua Pertanyaan Pertanyaan Kami Hanya Dijawab ”Itu Nanti Kita Yang Nanggung” Seolah Olah Kalimat Tersebut Sudah Bisa Menjawab Persoalan. Kalau Hanya Jawaban Jawaban Klise Seperti Itu Tentunya Membuat Kami Kalang Kabut Sendirian Mengkoordinir Teman Teman Yang Lain Yang Notabene 99% Swasta. Lho Kok ?? Apa Hubungannya Dengan Swasta Atau Bukan Swasta ?? Ya Jelaslah Ada Hubunganya. Kami Ini Swasta, Ibaratnya Kalau Tidak Bekerja Ya Tidak Makan Tidak Dapat Memberikan Uang Jajan Buat Anak Anak. Kalau Saja Waktu Kami Digunakan Untuk Konsentrasi Di Latihan Musik Saja Tentunya Akan Banyak Meninggalkan Pekerjaan Rumah Yang Bereffek Pada Panghasilan. Maka Kita Seharusnya Saling Memahami Kebutuhan Itu. Dan Meski Begitu Pun Toh Sejujurnya Tidak Semua Anggota Dapat Kompensasi. Yang Mendapatkan Kompensasi Hanya Yang Anggota Undangan Saja. Sejujurnya Hal Ini Juga Dilematis. Saya Secara Pribadi Juga Menghendaki Kalo Ada Transport Ya Semua Anggota Seharusnya Dapat.

Sampai Pada Hari H
Tiba Saatnya Kami Harus Berangkat Ke Ibukota Daerah. Awal Penjemputan Sebetulnya Saya Sudah Tidak Enak Hati Kepada Senior Karena Beliau Beliau Dijemput Menggunakan Truck Dinas Menuju Kodim Sementara Saya Dan Beberapa Kawan Sudah Menunggu Disana (Kodim). Coba Kalau Usulan Kami Dari Awal Diterima Dan Di Tindak Lanjuti Tentunya Kami Akan Befikir Bahwa Kami Dihargai. Kami Dari Awal Punya Usulan Dan Mengajukan Anggaran Untuk Pemberangkatan Menggunakan Bus Agar Alat Dan Personil Bisa Berangkat Sekali Jalan Dalam Satu Bus Itupun Dengan Pertimbangan Jika Dalam Satu Bus Kami Masih Bisa Latihan Karena Pemain Khan Berada Didalam Satu Bus. Namun Usulan Itu Tidak Pernah Terwujud Dan Kami Berangkat Dengan Mobil Pinjaman Dari Berbagai Dinas (Saya Kurang Tahu Pasti Dinas Apa Saja) Sampai Dilokasi Kami Masih Harus Berjuang Sendiri Karena Sampai Di Panitia Acara Kami Tidak Didampingi Siapapun. Kami Sendiri Yang Registrasi Kami Sendiri Yang Mencari Tenda Dan Kami Sendiri Pula Yang Harus Memperbaiki Lampu Tenda Yang Mati. Yang Seharusnya Bisa Diperbaiki Panitia.

OK.Ghita Timoer Performance
Sampai Tiba Saatnya Kami Tampil Di Panggung Yang Demikian Megahnya Kami Pikir Selesai Sudah Tugas Ini.Ternyata Masih Belum Usai. Kami Harus Kembali Beradu Argumen Karena Kami Tidak Diperbolehkan Pulang. Dengan Berbagai Macam Alasan Yang Menurut Saya Klise. Ga Jelas Dan Sama Sekali Ga Bisa Masuk Diakal. Lalu Kemudian Kami Hanya Dijanjikan Katanya Sopir Sedang Meluncur Ke Semarang. Alhasil....Saya Tunggu Tunggu Sampai Jam 4 Pagi Tidak Kunjung Datang Juga Sopir Yang Di Janjikan Itu. Maka Dengan Sangat Terpaksa Kami Membangunkan Personil Yang Tidur Dimobil Untuk Segera Membawa Pulang Beberapa Anggota Kami Karena Hari Itu Harus Segera Sampai Di Pekalongan Untuk Mengikuti Karnaval Batik. Masih Berkutat Dengan Argumen Argumen Yang Selalu Saja Janggal Akhirnya Rombongan Pertama Berangkat Pulang. Kami Tinggal Berenam Di Dalam Tenda Dengan Harapan Bisa Segera Menyusul Pulang Hari Ini Juga Tetapi Salah. Kami Di Paksa Untuk Pulang Hari Minggu.

Kami Pun Bertanya Untuk Apa Kami Bertahan Disini Tetapi Tidak Tahu Tugas Kami Selanjutnya. Tugas Utama Kami Sudah Selesai Malam Tadi. Kami Sudah Pentas Sesuai Dengan Jadwal Yang Di Berikan Lalu Untuk Apalagi Kami Harus Menunggu. Kalau Saja Jawabannya Jelas Dan Pasti Tentunya Kami Akan Menurut. Tetapi Lagi Lagi Jawaban Klise Yang Kami Terima.

Hari Sabtu Semakin Siang. Semakin Panas Pula. Dan Kami Semakin Galau Karena Uang Saku Sama Sekali Ga Ada. Untung Saja Beberapa Teman Masih Punya Cadangan Sehingga Tidak Terlalu Gelisah. Jangan Berfikir Bahwa Makan Minum Dijamin Panitia. Kalau Untuk Urusan Makan Minum Snack Ya Jelas. Pantia Sudah Sangat Bagus Sekali. Panitia Tidak Pernah Terlambat Dalam Memberikan Pelayanannya. Yang Jadi Persoalan Adalah Kami Harus Menunggu Apa Kalau Perintahnya Juga Tidak Jelas. Tidak Sama Seperti Personil Tenda Tenda Lain Yang Konsep Keberangkatannya Sudah Sangat Jelas Dan Sudah Diatur Sedemikian Rupa. Bahkan Pengawalnya Pun Tidur Didalam Barak Yang Sama Dengan Seniman Senimannya. Tidak Dengan Kami. Kami Sendiri Dan Selalu Sendiri. Persis Anak Terbuang Yang Sama Sekali Tidak Tahu Harus Kemana Mencari Jawaban.

Sebenarnya Saya Masih Mau Menceritakan Tentang Batik Yang Katanya Kami Harus Ke Panitia Untuk Perihal Batik Tetapi Ternyata Setelah Sampai Di Sekretariat Panitianya Malah Bingung. Tetapi Karena Kasus Yang Ini Juga Dialami Banyak Group Lain Maka Saya Lewatkan Saja.

Berkali Kali Kami Harus Merengek Rengek Untuk Bisa Pulang. Dan Sampai Yang Terakhir Kalinya Saya Sudah Benar Benar Marah. Saya Hubungi Semua Pihak Yang Berkaitan Dan Mohon Supaya Bisa Membantu. Kalau Saja Hari Ini Tidak Ada Yang Mau Membatu Kami Pulang Dari Semarang Maka Saya Putuskan Untuk Pulang Nebeng Angkutan (Apapun Armadanya) Karena Kami Benar Benar Tidak Punya Cukup Bekal. Saya Bahkan Sempat Menghubungi Salah Satu Dinas Dan Menjanjikan Bersedia Menanggung Beban Biaya Sewa Travel Untuk Enam Orang. Lalu Setelah Magrib Atau Habis Isya Tepatnya Kami Mendapat Kabar Bahwa Mobil Sudah Siap Untuk Membawa Kami Pulang Ke Pekalongan.

Sudahlah Saya Persingkat Saja Jalan Ceritanya Karena Tidak Ada Peristiwa Yang Perlu Di Ceritakan Dalam Perjalanan Kami. Tidak Ada Acara Makan Malam Atau Apapun Istilahnya. Kami Lurus Lurus Saja Menuju Pekalongan Dan Setibanya Di Lokasi Saya Dipanggil Untuk Menerima Telepon. Dan Dalam Perbincangan Itu Tersirat Bahwa Kami Dipersalahkan Karena Lancang Pulang Lebih Awal. Tidak Sesuai Dengan Jadwal Yang Ditentukan. Maka Adu Argumen Kembali Pecah. Saya Harus Berbicara Jujur Tentang Semuanya. Betapa Kami Diperlakukan Sangat Tidak Nyaman Dan Sebangsanyalah. Lalu Kenapa Kami Harus Bertahan Dengan Jadwal Tersebut.

Pertanyaannya Kemudian.
Apakah Kami Sudah Di Fasilitasi Dengan Layak ?. Apakah Kami Sudah Diberikan Anggaran Yang Memadai Untuk Mensukseskan Program Itu. Apakah Benar Kami Sudah Mendapatkan Kenyamanan Untuk Bisa Bertahan Sampai Hari Yang Ditentukan. Jangan Semena Mena Begitu Dunk. Apakah Karena Kami Ini Hanya Seniman Keroncong Yang Lantas Bisa Diperlakukan Sedemikian Itu.

Coba Tengok Perwakilan Lain.
Kemarin Saya Juga Sempat Berdiskusi Dengan Salah Satu Perwakilan Kodim Yang Menurut Saya Ini Perlu Di Contoh. Dari Semenjak Awal Latihan Saja Mereka Sudah Dibuatkan Anggaran Sama Persis Seperti Yang Pernah Saya Ajukan. Mungkin Hanya Beda Di Besaran Nominalnya. Lalu Kemudian Sebelum Berangkat Ke Lokasi Seluruh Penggiat Keroncongnya Sudah Diberikan Insentif Atau Honor Atau Apalah Istilahnya. Dan Dihitung Perhari. Sehingga Hitungannya Jelas. Perhari Berapa Tinggal Dikalikan 3 Hari (4-5-6) Itu Nominal Yang Mereka Terima. Sehingga Mereka Mereka Bermain Dan Performance Tanpa Beban Lebih Enjoy Daan Tentunya Mereka Tahu Bahwa Tugas Mereka Selesai Hari Minggu. Dan Tentunya Dengan Angkutan Armada Yang Cukup Tepat Untuk Sarana Kepulangannya. 

Kok Sangat Berbeda Dengan Kami
Kami Sama Sekali Tidak Mengerti Dan Buta Sama Sekali Untuk Masalah Anggaran. Yang Kami Terima Hanya Jawaban ”Nanti Kami Usahakan Dan Itu Tanggungjawab Kami” Ini Yang Justru Membuat Kami Semakin Merasa Tidak Dihargai Sama Sekali. Kami Tidak Butuh Janji ”Nanti” Kami Butuh Kejelasan Waktu. Kapan. Sekarang Besok Atau Lusa. Dan Berapa Nominalnya. Itu Saja. Kalau Saja Boleh Saklek Saklekan Ya Kami Mau Bilang Kami Tidak Perduli Perintah Karena Kami Seniman. Berbeda Dengan Instansi. Mohon Pengertiannya Supaya Ada Nilai Yang Tidak Selalu Dihubungkan Dengan Uang. Asal Semuanya Terbuka Jujur Dan Blak Blakan Dari Depan Kami Mungkin Masih Bisa Mempertimbangkan. Kalau Sudah Begini Bagaimana Coba. Saling Melempar Tanggungjawab Sana Sini. Kami Juga Yang Pada Akhirnya Menjadi Korban.

Kenapa Tidak Berani Blak Blakan Saja Dari Depan. Kalau Memang Tidak Anggaran Ya Jangan Mengirim Perwakilan Jangan Menggunakan Kami Sebagai Object. Kalau Memang Sudah Di Niatkan Untuk Menggunakan Kami Ya Prawiro Saja. Cukupi Kami Sebagaimana Layaknya, Dan Kami Fikir Seluruh Anggaran Yang Kami Ajukan Masih Sangat Jauh Lebih Rendah Dibanding Kodim Yang Lain. Seperti Yang Tadi Saya Ceritakan Bahwa Salah Satu Teman Group Kami Justru Kaget Dengan Anggaran Yang Kami Buat Karena Nilainya Hanya 50% Dari Anggaran Mereka Tetapi Anggaran Mereka Bisa Cair Bahkan Jauh Hari Sebelum Berangkat Ke Semarang. Lha Kami Yang Cuma Setengahnya Kenapa Kok Tidak Bisa Cair. Dan Masih Harus Menunggu Hari Senin. Allahu Karim.....

Sampai Ada Personil Kami Yang Akhirnya Pulang Dengan Uang Pribadi Walaupun Pas Pasan Dan Terpaksa Harus Jalan Kaki Karena Kehabisan Ongkos. Untung Masih Ketemu Atm Dikendal Coba Kalau Atmnya Jauh Dan Pulsanya Habis Apa Ya Ga Tambah Bingung. Belum Lagi Personil Undangan Yang Biasanya Sehabis Main Bersama Kami Langsung Terima Honor Kemudian Hari Sabtu Pagi Itu Tidak Langsung Menerima Honor Karena Kami Sama Sekali Tidak Punya Uang Anggaran. Lalu Pernahkan Anda Berfikir Dampaknya Bagi Kami Yang Juga Mengharapkan Personil Personil Undangan Tersebut. Bagaimana Kalau Suatu Hari Nanti Mereka Mau Kami Undang Lalu Menolak Gara Gara Kekecewaan Ini Atau Takut Tidak Dibayar Langsung ?.

Tuhan
Kemana Kami Harus Mengadu.
Mbuhlah Mumet Nyong Ngurusi Sing Ribet Ribet Kaya Kiyeh. Semoga Kawan Kawan Bisa Memahami Posisi Saya Dan Tidak Menghakimi Hanya Karena Ketidak Mengertian. Ini Semua Karena Ada Penyebabnya. Maturnuwun Jika Kawan Kawan Bisa Memahaminya Dan Berdoa Saja Semoga Besok Bisa Benar Benar Cair Dan Tidak Dipersulit.

Demikian. Terima Kasih
Penulis : Dhimas HR

Wednesday, 9 October 2013

Portalkbr_Kontroversi Jokowi RI 1

0 comments

Pro Kontra Jokowi ”Nyapres”

KBR68H_Ketenaran Jokowi Dikalangan Masyarakat Sudah Tidak Diragukan Lagi, Tangan Dinginnya Memperbaiki Kota Solo Selama Menjabat Walikota Dan Beberapa Gebrakan Programnya Untuk Membenahi Jakarta Menjadikan Jokowi Selalu Hadir Diberbagai Pemberitaan.

Namun Bagaimana Tanggapan Sebagian Masyarakat Jakarta Jika Jokowi Maju Sebagai Calon Presiden?

Berikut Wawancara Kamu Dengan Beberapa Warga  Yang Tinggal Di Jakarta,

Dari Empat Warga Yang Ditemui Rabu Sore (9/10) Dua Warga Menyatakan Setuju, Dua Warga Lainnya Menyatakan Tidak Setuju Jokowi Jadi Presiden.

Rama (Tkg.Ojeg)Saat Diwawancari Team Liputan
Rama, Seorang Tukang Ojek Dan Dewi Seorang Mahasiswa Setuju Jokowi Jadi Presiden. Menurut Dewi (18 Th) Jokowi Prospeknya Sangat Bagus, Kerjanya Sudah Sangat Nyata Diantaranya Sudah Melakukan Pembangunan Taman Kota.

“Memang Masih Ada Kekurangan, Seperti Jakarta Masih Tetap Macet,” Kata Dewi.
Sementara Rama, Warga Betawi Yang Berprofesi Sebagai Tukang Ojek Mengatakan, Jokowi Bagus Dan Sangat Disiplin. “Kalau Jokowi Jadi Presiden Indonesia Akan Lebih Bagus Lagi, Dia Orangnya Memikirkan Rakyat Kecil, Pembangunan Kampung Kampung Bagus” Kata Rama.

Dia Bahkan Memprediksikan Jokowi Punya Peluang Terpilih Jadi Presiden Karena Disukai Oleh Rakyat.
” Yang Suka Jokowi Jadi Presiden Tidak Hanya Warga Jakarta, Warga Di Luar Jaklarta Juga Setuju,” Kata Rama.

Berbeda Dengan Rama Dan Dewi, Anwar Dan Nina, Keduanya Warga Jakarta Tidak Setuju Jokowi Jadi Presiden. Keduanya Minta Agar Jokowi Lebih Focus Membenah Kota Jakrta.

“Saya Kurang Setuju Kalau Jokowi Jadi Presiden. Beliau Sebaiknya Benahi Jakarta Dulu, Belum Saatnyalah Kalo Jadi Presiden” Tandas Nina (50Th) Seorang Karyawan Swasta.

Pendapat Senada Juga Disampaikan Anwar (30Th). Dia Meminta Jokowi Menyelesaikan Program-Program Sebagai Gubernur DKI.(Dhimas HR_Team II)

Pasang Iklan Gratis