Tender Jalan Yang Tak Kunjung Usai
Portalkbr_Comal Pemalang Ming 20/10/13. Siapa yang tidak
menginginkan jalanan mulus tak berlobang. Siapa yang tidak ingin jalanan lancar
tanpa macet tentunya itu semua adalah keinginan bagi setiap orang. Harapan bagi
semua pengendara dijalan raya. Tetapi apa hendak dikata jika harapan itu
sekedar harapan. Pemandangan jalan berlubang hampir disetiap wilayah jalan baik
dijalan raya pantura maupun jalan jalan alternatif sepanjang Comal kabupaten
Pemalang menuju kearah Sragi Kabupaten Pekalongan.
Macet Di Sepanjang Wilayah Pasar Comal Pemalang |
Sore ini, minggu 20/10/13 pun pemandangan serupa
kembali terjadi dipersimpangan selatan pasar Comal Kabupaten Pemalang. Macet
hampir satu kilo meter dari depan areal pasar comal sampai dipersimpangan atau
pertigaan arah menuju Sragi Pekalongan karena ada tumpukan material perbaikan
jalan seperti batu batu split dan pasir sehingga sangat mengganggu pengendara
yang berdampak pada kemacetan.
Material perbaikan jalan seperti batu batu split
dan pasir mestinya bisa dikirim malam hari agar tidak mengganggu lalulintas
apalagi tepat dipertigaan yang notabene menjadi jalur utama persimpangan tiga
arah. Karena kabarnya akan dikerjakan pada pagi harinya. Dan inilah yang
seringkali terjadi di negeri ini. Kenapa perbaikan jalan selalu harus menyita waktu pemakai jalan. Kenapa
tidak diprogram untuk perbaikan malam hari saja. Dan kenapa juga mesti harus
musiman. Jika menjelang musim hujan atau menjelang lebaran. Padahal semua musim
itu rata rata bisa diprediksi sebelumnya. Artinya, seharusnya perbaikan jalan
seperti ini bisa dikondisikan agar tidak mengganggu lalulintas sehingga waktu
perbaikannya bisa dipilih pada saat yang tepat. Bukan seperti ini.
Tumpukan Material Dibahu Jalan |
Belum lagi bahan bahan material perbaikan yang
terkesan akan terbuang sia sia. Bagaimana tidak. Lihat saja dan buktikan
bagaimana aspal yang dikerjakan selama perbaikan apakah sudah benar benar aspal
yang tahan lama atau hanya sekedar aspal ”Ocar
Acir Gethuk” yang tahan hanya seminggu. Tentunya warga masyarakat yang
banyak dirugikan jika proses perbaikan jalan harus seperti ini terus menerus.
Seharusnya perbaikan jalan bisa bertahan untuk jangka yang cukup lama
minimalnya ya dua tahun atau tiga tahun sehingga tidak banyak memakan anggaran
untuk perbaikan yang justru terkesan sia sia. Kenapa harus pilih murah jika
tidak berkualitas. Seharusnya berani mahal tetapi kualitasnya bagus dan
bertahan lama. Toh setiap tahun kendaraan bermotor selalu membayar pajak yang
sebagian tentunya digunakan untuk perbaikan jalan.
Semoga sistim seperti segera berubah dengan sistim
yang lebih baik. Minimal warga masyarakat bisa menikmati perjalanan berkendara
dengan aman karena aspalnya bagus dan tidak berlubang lubang. Dan jika pun akan
ada perbaikan sebaiknya material seperti batu batu split maupun pasir tidak
ditumpuk dibahu bahu jalan sehingga membuat macet lalulintas dan tentunya
sangat rawan kecelakaan. (Dhimas HR)
0 comments:
Post a Comment