Sekeping Duka Dibalik Jambore
Portalkbr_Ada Rasa Bangga Dan Bahagia Ketika Kami Bisa
Menjadi Wakil Daerah Untuk Mengikuti Jambore Kerontjong Di Ibukota Jawa Tengah.
Ada
Rasa Takjub Dengan Pagelaran Yang Mengusung Budaya Kerontjong Ditengah Tengah
Lingkungan Militer. Sebuah Pagelaran Yang Sangat Jarang Terjadi Karena Memang
Kerontjong Dari Dulu Mula Selalu Termarginalkan. Dan Ini Bisa Menjadi Sebuah ”Prestise” Bagi Semua Seniman Seniwati
Kerontjong Dimanapun Dan Dari Manapun. Tetapi. Kami Tidak Bisa Menyimpan Rasa
Kecewa Yang Begitu Dalam Diatas Kemegahan Pagelaran Ini.
Kami Memang Sangat
Kecewa Dan Entah Harus Kepada Siapa Kami Tujukan Kekecewaan Ini. Kami Berangkat
Atasnama Kodim Pekalongan Tetapi Kami Bingung Manakala Membutuhkan Segala
Sesuatunya. Ketika Kami Mengutarakan Kebutuhan Untuk Latihan Dan Menjelang
Pemberangkatan Juga Harus Putar Otak Sendiri Karena Sama Sekali Tidak Ada
Dukungan Dalam Bentuk Moril Maupun Pendanaan (Kecuali Untuk Hari H Karena
Disediakan Mobil Dinas Dan Makan Siang Dikendal Serta Bekal Teh Bandulan Entah
Berapa Dus Saya Lupa).
Untuk Latihan Saja Kami
Terus Terang Mendatangkan Pemain Flute Yang Notabene Org Pekalongan Sendiri
Tetapi Memang Seperti Biasanya Kami Anggarkan Untuk Transport Per Sekali
Latihan. Belum Lagi Beberapa Penyanyi Pendukung Dan Untungnya Peralatan Masih Milik
Sendiri. Semua Kebutuhan Yang Ada Didalam Sesi Latihan Sama Sekali Tidak Menjadi
Perhatian. Untuk Itu Kami Harus Mencari Uborampenya Sendiri Termasuk
Ongkos/Transport Beberapa Kawan Seniman. Kalau Kami Yang Biasa Sich Memang Sudah
Terbiasa Ngalah Artinya Tidak Ada Fasilitas Transport Untuk Kami. Tetapi Tidak
Menjadikan Semangat Menjadi Kendur. Yang Paling Menjadikan Kami Sangat Kecewa
Adalah Tidak Adanya Keterbukaan Didalamnya. Kalau Saja Dari Awal Semuanya Terbuka
Dan Saling Jujur Kami Yakin Tidak Akan Seperti Ini Kejadiannya. Transparansi
Pembiayaan Seharusnya Kami Tahu Sehingga Bisa Mengatur Bagaimana Caranya Supaya
Bisa Cukup. Ini Khan Beda !!
OK.Ghita Timoer |
Sama Sekali Tidak
Terbuka. Dari Sesi Awal Latihan Kami Dibuat Bingung Karena Tidak Adanya Kucuran
Dana Untuk Mencukupi Latihan Maka Terpaksa Kami Menggunakan Dana Pribadi
Perseorangan Untuk Mengcover Ongkos Pemain Flute Dan Kawan Kawan Lainnya.
Bahkan Sampai Disesi Latihan Kedua. Lalu Untuk Pemberangkatan Ke Lokasi Juga Kami
Sangat Sulit Dan Selalu Dalam Keadaan Digantung Ga Jelas Sama Sekali. Semua
Pertanyaan Pertanyaan Kami Hanya Dijawab ”Itu Nanti Kita Yang Nanggung” Seolah
Olah Kalimat Tersebut Sudah Bisa Menjawab Persoalan. Kalau Hanya Jawaban
Jawaban Klise Seperti Itu Tentunya Membuat Kami Kalang Kabut Sendirian
Mengkoordinir Teman Teman Yang Lain Yang Notabene 99% Swasta. Lho Kok ?? Apa
Hubungannya Dengan Swasta Atau Bukan Swasta ?? Ya Jelaslah Ada Hubunganya. Kami
Ini Swasta, Ibaratnya Kalau Tidak Bekerja Ya Tidak Makan Tidak Dapat Memberikan
Uang Jajan Buat Anak Anak. Kalau Saja Waktu Kami Digunakan Untuk Konsentrasi Di
Latihan Musik Saja Tentunya Akan Banyak Meninggalkan Pekerjaan Rumah Yang
Bereffek Pada Panghasilan. Maka Kita Seharusnya Saling Memahami Kebutuhan Itu.
Dan Meski Begitu Pun Toh Sejujurnya Tidak Semua Anggota Dapat Kompensasi. Yang
Mendapatkan Kompensasi Hanya Yang Anggota Undangan Saja. Sejujurnya Hal Ini
Juga Dilematis. Saya Secara Pribadi Juga Menghendaki Kalo Ada Transport Ya
Semua Anggota Seharusnya Dapat.
Sampai Pada Hari H
Tiba Saatnya Kami Harus
Berangkat Ke Ibukota Daerah. Awal Penjemputan Sebetulnya Saya Sudah Tidak Enak
Hati Kepada Senior Karena Beliau Beliau Dijemput Menggunakan Truck Dinas Menuju
Kodim Sementara Saya Dan Beberapa Kawan Sudah Menunggu Disana (Kodim). Coba
Kalau Usulan Kami Dari Awal Diterima Dan Di Tindak Lanjuti Tentunya Kami Akan
Befikir Bahwa Kami Dihargai. Kami Dari Awal Punya Usulan Dan Mengajukan
Anggaran Untuk Pemberangkatan Menggunakan Bus Agar Alat Dan Personil Bisa
Berangkat Sekali Jalan Dalam Satu Bus Itupun Dengan Pertimbangan Jika Dalam
Satu Bus Kami Masih Bisa Latihan Karena Pemain Khan Berada Didalam Satu Bus.
Namun Usulan Itu Tidak Pernah Terwujud Dan Kami Berangkat Dengan Mobil Pinjaman
Dari Berbagai Dinas (Saya Kurang Tahu
Pasti Dinas Apa Saja) Sampai Dilokasi Kami Masih Harus Berjuang Sendiri
Karena Sampai Di Panitia Acara Kami Tidak Didampingi Siapapun. Kami Sendiri
Yang Registrasi Kami Sendiri Yang Mencari Tenda Dan Kami Sendiri Pula Yang
Harus Memperbaiki Lampu Tenda Yang Mati. Yang Seharusnya Bisa Diperbaiki
Panitia.
OK.Ghita Timoer Performance |
Sampai Tiba Saatnya
Kami Tampil Di Panggung Yang Demikian Megahnya Kami Pikir Selesai Sudah Tugas
Ini.Ternyata Masih Belum Usai. Kami Harus Kembali Beradu Argumen Karena Kami
Tidak Diperbolehkan Pulang. Dengan Berbagai Macam Alasan Yang Menurut Saya
Klise. Ga Jelas Dan Sama Sekali Ga Bisa Masuk Diakal. Lalu Kemudian Kami Hanya
Dijanjikan Katanya Sopir Sedang Meluncur Ke Semarang. Alhasil....Saya Tunggu
Tunggu Sampai Jam 4 Pagi Tidak Kunjung Datang Juga Sopir Yang Di Janjikan Itu.
Maka Dengan Sangat Terpaksa Kami Membangunkan Personil Yang Tidur Dimobil Untuk
Segera Membawa Pulang Beberapa Anggota Kami Karena Hari Itu Harus Segera Sampai
Di Pekalongan Untuk Mengikuti Karnaval Batik. Masih Berkutat Dengan Argumen
Argumen Yang Selalu Saja Janggal Akhirnya Rombongan Pertama Berangkat Pulang.
Kami Tinggal Berenam Di Dalam Tenda Dengan Harapan Bisa Segera Menyusul Pulang
Hari Ini Juga Tetapi Salah. Kami Di Paksa Untuk Pulang Hari Minggu.
Kami Pun Bertanya Untuk
Apa Kami Bertahan Disini Tetapi Tidak Tahu Tugas Kami Selanjutnya. Tugas Utama
Kami Sudah Selesai Malam Tadi. Kami Sudah Pentas Sesuai Dengan Jadwal Yang Di
Berikan Lalu Untuk Apalagi Kami Harus Menunggu. Kalau Saja Jawabannya
Jelas Dan Pasti Tentunya Kami Akan Menurut. Tetapi Lagi Lagi Jawaban Klise Yang
Kami Terima.
Hari Sabtu Semakin
Siang. Semakin Panas Pula. Dan Kami Semakin Galau Karena Uang Saku Sama Sekali
Ga Ada. Untung Saja Beberapa Teman Masih Punya Cadangan Sehingga Tidak Terlalu
Gelisah. Jangan Berfikir Bahwa Makan Minum Dijamin Panitia. Kalau Untuk Urusan
Makan Minum Snack Ya Jelas. Pantia Sudah Sangat Bagus Sekali. Panitia Tidak
Pernah Terlambat Dalam Memberikan Pelayanannya. Yang Jadi Persoalan Adalah Kami
Harus Menunggu Apa Kalau Perintahnya Juga Tidak Jelas. Tidak Sama Seperti
Personil Tenda Tenda Lain Yang Konsep Keberangkatannya Sudah Sangat Jelas Dan
Sudah Diatur Sedemikian Rupa. Bahkan Pengawalnya Pun Tidur Didalam Barak Yang
Sama Dengan Seniman Senimannya. Tidak Dengan Kami. Kami Sendiri Dan Selalu
Sendiri. Persis Anak Terbuang Yang Sama Sekali Tidak Tahu Harus Kemana Mencari
Jawaban.
Sebenarnya Saya Masih
Mau Menceritakan Tentang Batik Yang Katanya Kami Harus Ke Panitia Untuk Perihal
Batik Tetapi Ternyata Setelah Sampai Di Sekretariat Panitianya Malah Bingung.
Tetapi Karena Kasus Yang Ini Juga Dialami Banyak Group Lain Maka Saya Lewatkan
Saja.
Berkali Kali Kami Harus
Merengek Rengek Untuk Bisa Pulang. Dan Sampai Yang Terakhir Kalinya Saya Sudah
Benar Benar Marah. Saya Hubungi Semua Pihak Yang Berkaitan Dan Mohon Supaya
Bisa Membantu. Kalau Saja Hari Ini Tidak Ada Yang Mau Membatu Kami Pulang Dari
Semarang Maka Saya Putuskan Untuk Pulang Nebeng Angkutan (Apapun Armadanya) Karena Kami Benar Benar Tidak Punya Cukup Bekal.
Saya Bahkan Sempat Menghubungi Salah Satu Dinas Dan Menjanjikan Bersedia
Menanggung Beban Biaya Sewa Travel Untuk Enam Orang. Lalu Setelah Magrib Atau
Habis Isya Tepatnya Kami Mendapat Kabar Bahwa Mobil Sudah Siap Untuk Membawa
Kami Pulang Ke Pekalongan.
Sudahlah Saya
Persingkat Saja Jalan Ceritanya Karena Tidak Ada Peristiwa Yang Perlu Di
Ceritakan Dalam Perjalanan Kami. Tidak Ada Acara Makan Malam Atau Apapun
Istilahnya. Kami Lurus Lurus Saja Menuju Pekalongan Dan Setibanya Di Lokasi
Saya Dipanggil Untuk Menerima Telepon. Dan Dalam Perbincangan Itu Tersirat
Bahwa Kami Dipersalahkan Karena Lancang Pulang Lebih Awal. Tidak Sesuai Dengan
Jadwal Yang Ditentukan. Maka Adu Argumen Kembali Pecah. Saya Harus Berbicara
Jujur Tentang Semuanya. Betapa Kami Diperlakukan Sangat Tidak Nyaman Dan
Sebangsanyalah. Lalu Kenapa Kami Harus Bertahan Dengan Jadwal Tersebut.
Pertanyaannya Kemudian.
Apakah Kami Sudah Di
Fasilitasi Dengan Layak ?. Apakah Kami Sudah Diberikan Anggaran Yang Memadai
Untuk Mensukseskan Program Itu. Apakah Benar Kami Sudah Mendapatkan Kenyamanan
Untuk Bisa Bertahan Sampai Hari Yang Ditentukan. Jangan Semena Mena Begitu
Dunk. Apakah Karena Kami Ini Hanya Seniman Keroncong Yang Lantas Bisa
Diperlakukan Sedemikian Itu.
Coba Tengok Perwakilan
Lain.
Kemarin Saya Juga
Sempat Berdiskusi Dengan Salah Satu Perwakilan Kodim Yang Menurut Saya Ini
Perlu Di Contoh. Dari Semenjak Awal Latihan Saja Mereka Sudah Dibuatkan
Anggaran Sama Persis Seperti Yang Pernah Saya Ajukan. Mungkin Hanya Beda Di
Besaran Nominalnya. Lalu Kemudian Sebelum Berangkat Ke Lokasi Seluruh Penggiat
Keroncongnya Sudah Diberikan Insentif Atau Honor Atau Apalah Istilahnya. Dan
Dihitung Perhari. Sehingga Hitungannya Jelas. Perhari Berapa Tinggal Dikalikan
3 Hari (4-5-6) Itu Nominal Yang Mereka
Terima. Sehingga Mereka Mereka Bermain Dan Performance Tanpa Beban Lebih Enjoy
Daan Tentunya Mereka Tahu Bahwa Tugas Mereka Selesai Hari Minggu. Dan Tentunya
Dengan Angkutan Armada Yang Cukup Tepat Untuk Sarana Kepulangannya.
Kok Sangat Berbeda
Dengan Kami
Kami Sama Sekali Tidak
Mengerti Dan Buta Sama Sekali Untuk Masalah Anggaran. Yang Kami Terima Hanya
Jawaban ”Nanti Kami Usahakan Dan Itu
Tanggungjawab Kami” Ini Yang Justru Membuat Kami Semakin Merasa Tidak
Dihargai Sama Sekali. Kami Tidak Butuh Janji ”Nanti” Kami Butuh Kejelasan
Waktu. Kapan. Sekarang Besok Atau Lusa. Dan Berapa Nominalnya. Itu Saja. Kalau
Saja Boleh Saklek Saklekan Ya Kami Mau Bilang Kami Tidak Perduli Perintah
Karena Kami Seniman. Berbeda Dengan Instansi. Mohon Pengertiannya Supaya Ada
Nilai Yang Tidak Selalu Dihubungkan Dengan Uang. Asal Semuanya Terbuka Jujur
Dan Blak Blakan Dari Depan Kami Mungkin Masih Bisa Mempertimbangkan. Kalau
Sudah Begini Bagaimana Coba. Saling Melempar Tanggungjawab Sana Sini. Kami Juga
Yang Pada Akhirnya Menjadi Korban.
Kenapa Tidak Berani
Blak Blakan Saja Dari Depan. Kalau Memang Tidak Anggaran Ya Jangan Mengirim
Perwakilan Jangan Menggunakan Kami Sebagai Object. Kalau Memang Sudah Di
Niatkan Untuk Menggunakan Kami Ya Prawiro
Saja. Cukupi Kami Sebagaimana Layaknya, Dan Kami Fikir Seluruh Anggaran Yang
Kami Ajukan Masih Sangat Jauh Lebih Rendah Dibanding Kodim Yang Lain. Seperti
Yang Tadi Saya Ceritakan Bahwa Salah Satu Teman Group Kami Justru Kaget Dengan
Anggaran Yang Kami Buat Karena Nilainya Hanya 50% Dari Anggaran Mereka Tetapi
Anggaran Mereka Bisa Cair Bahkan Jauh Hari Sebelum Berangkat Ke Semarang. Lha
Kami Yang Cuma Setengahnya Kenapa Kok Tidak Bisa Cair. Dan Masih Harus Menunggu
Hari Senin. Allahu Karim.....
Sampai Ada Personil
Kami Yang Akhirnya Pulang Dengan Uang Pribadi Walaupun Pas Pasan Dan Terpaksa
Harus Jalan Kaki Karena Kehabisan Ongkos. Untung Masih Ketemu Atm Dikendal Coba
Kalau Atmnya Jauh Dan Pulsanya Habis Apa Ya Ga Tambah Bingung. Belum Lagi
Personil Undangan Yang Biasanya Sehabis Main Bersama Kami Langsung Terima Honor
Kemudian Hari Sabtu Pagi Itu Tidak Langsung Menerima Honor Karena Kami Sama
Sekali Tidak Punya Uang Anggaran. Lalu Pernahkan Anda Berfikir Dampaknya Bagi
Kami Yang Juga Mengharapkan Personil Personil Undangan Tersebut. Bagaimana
Kalau Suatu Hari Nanti Mereka Mau Kami Undang Lalu Menolak Gara Gara Kekecewaan
Ini Atau Takut Tidak Dibayar Langsung ?.
Tuhan
Kemana Kami Harus
Mengadu.
Mbuhlah Mumet Nyong
Ngurusi Sing Ribet Ribet Kaya Kiyeh. Semoga Kawan Kawan Bisa Memahami Posisi
Saya Dan Tidak Menghakimi Hanya Karena Ketidak Mengertian. Ini Semua Karena Ada
Penyebabnya. Maturnuwun Jika Kawan Kawan Bisa Memahaminya Dan Berdoa Saja
Semoga Besok Bisa Benar Benar Cair Dan Tidak Dipersulit.
0 comments:
Post a Comment