Melemahnya Kaidah Jurnalisme Pertelevisian
Dewasa ini banyak kita kita saksikan tayangan – tayangan pemberitaan yang seringkali melupakan kaidah – kaidah Jurnalisme yang sesungguhnya. Banyak rekan – rekan wartawan / wartawati yang tidak lagi mengindahkan fungsi Jurnalisme dalam penyajian berita. Padahal masih banyak cara yang lebih santun dalam penyajian berita dan tetap menarik minat pemirsanya.
Masyarakat kita bukanlah masyarakat yang bodoh atau juga mudah dianggap bodoh apalagi dibodoh – bodohi dengan penyajian berita – berita yang kian semrawut tanpa ujung yang jelas bahkan kosongnya isi yang di beritakan. Seolah – olah hanya mengejar Rating dan Iklan semata sehingga begitu mudahnya mengesampingkan kaidah – kaidah Jurnalisme yang sesungguhnya sangat di butuhkan dalam menyajikan berita. Saya akan mencoba mengulasnya mulai dari infotainment – infotainment yang menghiasi layar televisi kita setiap harinya :
Infotainment
Apa yang sebenarnya ingin disiarkan oleh infotainment dibanyak stasiun televisi Ind onesia tercinta ini yang disiarkan mulai dari pagi sampai larut malam ?
Apakah sekedar info yang menghibur ataukah pemberitaan yang mengangkat topic yang bisa dipercaya serta menginspirasi untuk berbuat yang lebih baik? Tentunya setiap kita sudah banyak menyaksikan sendiri betapa seringnya info – info yang ditayangkan yang justru membuat kita gera m ketika melihatnya. Bagaimana tidak jika yang ditampilkan hanyalah informasi yang kurang pas dengan moralitas bangsa ini. Bahkan terkesan menjajah nilai – nilai moralitas itu sendiri.
Entahlah. Presenter pun seringkali mencibir sendiri informasi yang tengah dibawakannya lalu apa faedahnya jika dirinya sendiri saja mencibir info yang disiarkan apakah semata – mata agenda setting sang produser acara atau memang sudah seharusnya demikian agar terkesan bahwa presenternya lebih baik dari sumber yang diberitakannya ?.
Apakah memang sudah tidak ada lagi berita – berita atau informasi yang lebih laik untuk disarkan agar pemirsa televisi khususnya generasi remaja bangsa ini menjadi lebih baik, apakah sudah tidak ada lagi cara penyajian yang lebih santun tanpa menghilangkan nilai – nilai informasi yang ingin disampaikan ? saya rasa masih banyaka cara masih banyak informasi yang lebih laik untuk disajikan bahkan lebih menginspirasikan setiap pemirsa untuk berbuat lebih baik. Belum lagi jika kita saksikan acara Gosip yang disiarkan secara hebat ditelevisi. Aneh khan, namanya saja gossip info yang belum benar – benar jelas kok ya tega – teganya disiarkan bahkan dengan komentar – komentar sang Presenter yang saya rasa juga cukup terdidik. Lalu kemana kaidah – kaidah Jurnalisme yang selama ini digembar gemborkan dibanyak ruang mahasiswa itu? Apakah cukup untuk dipelajari saja dikampus – kampus kemudian dengan bangga mengatakan bahwa anda lulusan akademik yang berbasis jurnalisme ? Aneh…
Tengok juga cara pemberitaan tentang perampokan – pencurian – percobaan bunuh diri – terorisme – dan banyak kekerasan kekerasan lain di hampir pelosok tanah air ini. Mestinya tidaklah perlu diberitakan sedemikian rupa sehingga kronologinya bisa diketahui banyak oran g. Mestinya lebih kepada menitik beratkan pada pesan moral yang harus disampaikan bukan tata caranya. Sadar tidak sadar sebenarnya media justru memberikan pelatihan gratis tentang perbuatan tersebut. Memberikan pemahaman yang luar biasa kepada masyarakat luas yang dampaknya dapat kita ketahui bersama betapa maraknya keonaran di negeri ini. Dampaknya Lebih nyata dibanding teori – teori yang ditanamkan diruang mahasiswa.
Seyogyanya kronologi tentang kekerasan atau hal – hal yang berbau menyimpang dari nilai – nilai moralitas tidak perlu di beritakan secara ekslusive sampaikanlah pesan moral mana yang baik dan mana yang tidak baik. Sekali lagi bukan tatacara / adegannya.
Suatu sore saya mengikuti tayangan berita (Ngga tau juga itu berita atau info saja) tentang meninggalnya ayahnda Roger Danuarta lalu sang presenter yang cantik tersebut membeberkan infonya dengan mengatakan bahwa Roger dihibur oleh dua mantan kekasihnya (Shela Marcia & Shandy Aulia). Tetapi anehnya ketika Sheila Marcia diwawancarai salah seorang reporter sama sekali tidak saya temukan kalimat – kalimat yang mengukuhkan bahwa dirinya menghibur Roger, kehadirannya hanya sekedar menyampaikan dukacita karena karena ayah Roger pernah menjadi oran g dekat bagi dirinya. Begitu pun Shandy Aulia, tidak ada ind ikasi dirinya menghibur Roger bagaimana bisa oran g dia datangnya juga bersama calon suaminya. Dari sini bisa kita lihat sejauh mana tayangan tersebut mempertahankan etika penyiaran yang sesunggunhya. Mestinya khan tidak perlu membuat info yang tidak tepat. Seharusnya akan lebih santun jika diberitakan bahwa dua mantan kekasih Roger Danuarta datang untuk mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya ayahndanya. Bukan menghibur Roger Danuarta.
Tampaknya itu hal yang sepele tetapi menurut pendapat saya hal – hal demikian tidak dapat disepelekan karena akan mempengaruhi isi dari berita yang disampaikan. Jika saja beritanya tidak sama atau tidak benar dengan kejadian yang sesungguhnya apakah itu bukan termasuk pembodohan masyarakat ?. siapa yang yang pantas dipersalahkan Sang Presenter atau Produser yang membuat berita tersebut ?
Saya berbicara dari sudut pandang saya sebagai seorang pemirsa televisi bukan sebagai siapapun karena saya sudah bingung harus mengadu kepada siapa. Tentang betapa gera hnya menyaksikan pemberitaan – pemberitaan yang seolah ngawur, ngelantur jauh dari inti pesan berita itu sendiri. Kemana hilangnya nilai – nilai luhur yang terkandung didalam basis Jurnalisme itu ?
0 comments:
Post a Comment